Takengon-LintasGayo.co : Salah seorang tokoh Gayo di Takengon Kabupaten Aceh Tengah, Muchlis Gayo, SH dengan tegas sangat menginginkan kawasan Kota Takengon dimekarkan dari Kabupaten Aceh Tengah.
‘Keinginan pemekaran kota Takengon sangat wajar, dan mesti didukung,” ujar Muchlis Gayo, Jum’at 12 September 2014.
Diuraikan Muchlis, jika melihat pertumbuhan penduduk dan geografis Kabupaten Aceh Tengah setelah menjadi nenek dari beberapa Kabupaten, maka keinginan untuk dimekarkan, suatu hal yang wajar.
Amatannya, sebanyak 10 dari 12 Kecamatan di Kabupaten Bener Meriah dapat berkembang dengan signifikan dibanding sisa kecamatan yang tertinggal di Aceh Tengah. Siapapun mengerti bahwa ibu kota kecamatan dan desa semestinya menjadi pasar untuk kegiatan perekonomi rakyat.
“Takengon yang berusi 437 tahun tetap menjadi pusat pasar dari 11 Kecamatan, hanya ibu kota Silihnara Angkop yang sudah menjadi pasar atau kegiatan ekonomi masyarakat Kecamatan Silih Nara dan Rusip Antara. Yang menyedihkan ada 2 kecamatan masyarakatnya belanja ke Weh Pesam, yaitu Kecamatan Ketol dan Kute Panang,” ujar pimpinan Yayasan 1001 ini.
Lebih jauh dikatakan, letak ibu Kota Aceh Tengah “Takengon”, secara geografis hampir sama dengan letak Banda Aceh di Aceh, sehingga ada beberapa Kecamatan yang dianggap tertinggal, jika dilihat dari konsep pertumbuhan, pemerataan dan berkeadilan, seperti wilayah Barat, Timur dan Barat Daya, wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup untuk meningkatkan PAD Aceh Tengah.
“Hal yang sama, terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan penduduk, antara wilayah Barat danTimur dibanding wilayah Tengah,” kata Muchlis.
Oleh sebab itu, menurut Muchlis Gayo, untuk mempercepat pertumbuhan yang adil dan merata serta meningkatkan daya tampung ratusan tenaga kerja terdidik, ribuan tenaga kerja lulusan SMP dan SMA, gagasan kota Takengon jadi kota Madya dan kabupaten Tanoh Gayo menggantikan Aceh Tengah sudah saatnya direalisasikan.
Otonomi Daerah di Provinsi Aceh berdasarkan UU No. 11/2008 ada di tingkat Provinsi, maka sebagian dana pembangunan ditentukan di Provinsi. Beureneun, Bireun/Matang, Perlak/Idie adalah kota-kota yang siap dijadikan Kota Madya, jika ketiga kota itu lebih cepat dimekarkan maka pembagian dana pembangunan untuk Aceh Tengah semakin kecil, sebaliknya jika Aceh Tengah dimekarkan maka dana pembangunan menjadi 2 bagian, hasilnya akan seperti Bener Meriah. Demikian Muchlis Gayo.
Dalam pemberitaan media ini sebelumnya, gagasan pemekaran kabupaten Aceh Tengah direspon positif oleh Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah.
“Usulan bagus, saya akan menyampaikan gagasan ini kepada Mendagri (Menteri Dalam Negeri-red) dan pihak-pihak terkait. Ini bukan janji,” ujar Doto Zaini menanggapi usulan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh politik dan anggota DPRK Aceh Tengah di HR Coffee Takengon, Rabu malam 10 September 2014. (Khalis)