dokter spesialis Ginekologi dan kenangan selembar tikar Gayo

oleh

dr.dico_1SEMANGAT pengabdian seorang dokter memang tidak bisa diukur hanya dengan materi. dr Fredrico Patria, SpOG atau lebih dikenal dengan nama dr Rico punya kesan mendalam saat bertugas di Gayo Lues, provinsi Aceh gara-gara selembar tikar Gayo.

Selembar tikar gayo selalu mengingatkannya pada ketulusan hati seorang pasien perempuan tua yang pernah dibantunya operasi prolaps rahim atau turun peranakan, saat ia bertugas di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues tahun 2006-2007.

Pasien perempuan berusia 67 tahun meminta dilakukan operasi untuk prolaps rahimnya. Pasien tersebut dari golongan kurang mampu sehingga bisa menggunakan Askeskin agar pengobatannya gratis.

Sang pasien memang tidak memiliki uang, tapi saking inginnya mengucapkan terimakasih, setelah operasi sang pasien datang lagi menemuinya dengan membawa selembar tikar gayo. Tikar dari daun Bengkuang itu dianyamnya sendiri oleh pasien itu saat sedang dalam masa pemulihan.

“Saking inginnya mengucapkan terima kasih, pasien itu datang lagi membawakan selembar Tikar Gayo yang dia anyam sendiri, katanya untuk bayar operasi,” kenang dr Rico.

Meski hanya selembar tikar, hadiah itu sangat berkesan bagi dr Rico karena terharu dengan usaha sang pasien membuatkannya tikar khusus untuk dirinya. Hubungan unik dengan pasien seperti ini selalu mengingatkannya bahwa profesinya sebagai seorang dokter harus selalu menolong pasiennya dalam kondisi apapun.

“Perjalanan menuju lokasi tersebut sangat berkesan. Saya bawa ambulans sendiri ke sana dengan waktu tempuh sekitar 16 jam dari Medan, atau bisa lebih lama lagi kalau sedang longsor,” tutur dr Rico saat ditanya detikHealth, Senin (28/11/2011) mengenai pengalaman paling berkesannya selama menjadi dokter

Sibuk Mengurusi Istri Orang

Sebagai dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Rico sudah banyak membantu para pasiennya selama proses melahirkan maupun merawat kehamilan. Namun untuk keluarganya sendiri ia baru bisa memberikan 2 anak, itupun masing-masing dengan jeda cukup lama yakni 7 tahun.

“Ya itulah, saya terlalu sibuk mengurusi istri orang sehingga istri sendiri tidak sempat saya urusi hahaha,” ujar dr Rico yang langsung terbahak menertawakan candaannya sendiri.

Jeda 7 tahun antara anak pertama dan kedua diakui dr Rico memang terlalu jauh namun sejauh ini tidak terlalu menjadi masalah. Anak pertamanya, Amira Calista Patria saat ini sudah berusia 11 tahun tetap bisa menjadi kakak yang baik bagi adiknya, Adiazka Athalla Patria yang baru berusia 4 tahun.

Di samping sibuk mengurusi istri orang, dr Rico sepertinya juga sangat sibuk mengurusi karir dan organisasi. Selain berpraktik di 3 tempat sekaligus, ia juga masih punya tanggung jawab lain sebagai Ketua Pelaksana Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia.

Dokter Fredrico Patria, SpOG lahir di Bandung pada tanggal 8 November 1973, beliau menyelesaikan pendidikan kedokteran umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1999, kemudian pada tahun 2002 beliau melanjutkan program pendidikan dokter spesialisasi Obstetri dan Ginekologi di universitas yang sama dan menyelesaikannya pada tahun 2006.

Pengalaman kerja beliau adalah sebagai Koordinator penelitian obatraloxifene, Jakarta (1999-2000), Dokter praktek di Klinik Depok Medical Service, Depok (1999-2001), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RSU Lapangan Blang Kejeren, Kabupaten Gayo Lues, NAD (2006-2007) dan sekarang beliau merupakan salah satu dokter praktek di RS Permata Cibubur. (Ipkasi/health.detik.com).

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.