Stop ! cemoohan untuk Caleg gagal

oleh

Kuda-Nyengir_Kha-A-ZaghlulPEMUNGUTAN suara Pemilu Legislatif 2014 sudah berlalu, dan gambaran siapa terpilih menduduki kursi di parlemen, baik di DPRK, DPRA, DPR RI dan DPD RI sudah kian jelas, semuanya akan betul-betul final saat pleno anggota PPK di tingkat kecamatan, KIP kabupaten, provinsi dan pusat.

Satu hari pasca pemungutan suara, suara-suara miring yang cenderung memperolok atau mencemooh para caleg yang tidak lolos terdengar di mana-mana. Entah itu di ruang kerja kantor pemerintahan, warung kopi, pasar dan dalam rumah-rumah warga.

Mencemooh, adalah kegiatan yang mengasyikkan namun perilaku tidak terpuji , terlebih terhadap saudara sendiri, namun banyak yang tidak sadar jika perbuatan itu sama dengan meludah ke atas, bahkan lebih hina dari itu.

Sudah musibah kalah, para caleg di hukum lagi dengan ejekan-ejekan yang membuat mereka kehilangan “pede” bertatap muka, bergaul seperti biasanya. Untuk apa mereka dihukum sosial seperti itu, bahkan penghukumnya diduga termasuk kalangan berilmu agama dan kaum intelektual.

Apa yang salah dengan mereka yang kalah ? bahkan umumnya mereka kalah karena ada “sesuatu” yang salah. Rahasia umum jika money politic yang “haram” dipraktekkan hampir menyeluruh di wilayah Aceh Tengah ini, terkhusus dalam perebutan kursi di DPRK.

Rahasia yang sangat umum, untuk meraih simpati masyarakat para Caleg memberikan sesuatu kepada pemilihya, uang, piring, pupuk, hingga kain selimut. Dan ini juga tidak memberi jaminan Caleg pemberi itu menang. Dan tentu Caleg yang mengandalkan “tenege ni kero” (Tenaga Nasi tanpa nutrisi tambahan, sebuah istilah di Gayo untuk perjuangan dengan apa adanya) lebih-lebih lagi.

Mungkin, yang salah dari mereka kategori “tenege ni kero” ini adalah terlalu percaya jika pemilih sudah cerdas untuk tidak memilih Caleg pelaku money politic. Fatwa ulama jika suap itu “haram” sepertinya juga belum tersosialisasi dan dimengerti dengan baik oleh pemilih.

Bukan hendak memvonis jika yang akan dilantik untuk duduk di DPRK beberapa bulan kedepan adalah pemain money politic, namun begitulah yang umum dikatakan masyarakat, “ada uang ada suara”. Faktor kekerabatan sepertinya juga tidak lagi menjadi jaminan mendapat dukungan suara. Pun begitu ada juga Caleg diatas kertas telah sukses yang dengan tegas dan lantang menyatakan “no money politic”.

Hasil Pemilu di Aceh Tengah banyak yang katakan error dan diluar dugaan. Hampir semua kenyataan yang terjadi diluar perkiraan. Contohnya beberapa partai yang suara pemilih sangat signifikan untuk DPRK namun anjlok di DPRA dan DPRI. Begitu sebaliknya, bisa mengantarkan Calegnya yang ke DPRA, namun satu calegpun tak lolos ke DPRK.

Tak sedikit yang awalnya mengklaim jika di TPS polan akan raih sekian suara, namun pada kenyataannya jauh berbeda, lebih sedikit dari yang diprediksi semula. Nyaris tak terdengar ada pernyataan kaget tak menduga akan memperoleh suara lebih dari target.

Banyak pemerhati politik dan para caleg yang geleng-geleng kepala. “Ada apa dengan pemilih”. Referensi politik di daerah ini seperti beda dengan daerah lain. Sulit diprediksi, bahkan ada yang bilang tak ada dalam kamus.

Kembali ke soal cemoohan. Hendaknyalah dihentikan, kirimlah sms ke rekan-rekan yang tidak lolos untuk meringankan bebannya, jangan tanya duduk atau tidak ke parlemen, berapa perolehan suara dan lain-lain yang senada. Namun ajaklah mengobrol, bergabung seperti sediakala dan upaya-upaya lainnya untuk meringankan depresi yang sedang menimpa mereka. Setidaknya, hargai keinginan mereka untuk ambil andil di lembaga legislatif untuk mengabdi kepada rakyat.

Satu cemoohan dari mulut kita berkurang, sangat berarti untuk saudara-saudara kita yang kurang bisa menerima kenyataan tersebut. Banyak dalil yang menganjurkan untuk menghibur saudara yang terkena musibah, tegas juga dalil yang memerintahkan untuk tidak mengolok-olok. Mari sejenak merasakan jika kita di posisi mereka. Mencemooh atau mengolok-olok itu tidak terpuji, mari cegah atau kurangi serta saling mengingatkan. “Stop cemoohan untuk para caleg gagal !”. (red)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.