BANYAK yang cerdas tapi sedikit yang ikhlas, berikut petikan singkat yang diutarakan mantan Juru Bicara (Jubir) Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Linge, Adam Mukhlis bin Bahrul Arifin, yang berniat maju sebagai Anggota Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Daerah Pemilihan (Dapil) 4 Aceh, Aceh Tengah dan Bener Meriah nomor urut 4.
Petikan kalimat tersebut didasari oleh konstituen (pemilih) yang dinilainya sudah cukup cerdas namun masih kurang keikhlasan dalam memilih wakil-wakil mereka sebagai anggota dewan. Hal tersebut didasari janji-janji dari Caleg yang banyak menggembar-gemborkan terkait pembangunan dan kesejahteraan dari masyarakat Dapil nya masing-masing.
Padahal menurut Adam Mukhlis, fungsi dan peranan anggota dewan bukanlah demikian, melainkan tugas tersebut diemban oleh Eksekutif yakni Bupati di Kabupaten dan Gubernur di Provinsi.
Menurut Adam, parlemen yang kita kenal sebagai DPR memiliki kewenangan terbatas jika dibandingkan dengan ranah eksekutif, coba bandingkan saja secara lembaga 1 orang Gubernur setara dengan 81 orang anggota DPRA, atau 1 orang bupati baru setara dengan 30 orang anggota DPRK, dari situ kewenangan seorang anggota dewan sangatlah lemah jika dibandingkan dengan Gubernur atau Bupati, jadi jika ada caleg yang menjanjikan pembangunan, kesejahteraan dan lainnya adalah janji yang berlebihan, karena keluar dari tupoksi.
Tugas pokok dan fungsi dewan itu merancang qanun, membuat dan mengesahkan anggaran dan mengawasi pemerintahan,” ujar Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh, Kabupaten Aceh Tengah tersebut.
Adam Mukhlis mengajak pemilih di Dapil 4 Aceh, Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk mengenal sosok dewan sebagai wakilnya pada pemilu 9 April 2014 nanti, sebagai referensi untuk pemilihan Anggota DPRA kedepan, sehingga keterwakilan “Urang Gayo” sendiri di Provinsi dapat terwakili, sehingga usulan masyarakat wilayah tengah Aceh dapat tertampung.
Atas dasar itulah, Adam Mukhlis yang dikenal dengan nama sandi Ali Gergel Pirak bertekad maju sebagai wakil rakyat, melalui Partai Aceh nomor urut 4, sebagai cita-citanya memberikan pengawasan dan menyuarakan suara masyarakat tengah Aceh di kursi DPRA.
Sosok yang menamatkan pendidikan dasarnya di SDN Johar Baru 03 Pagi Jakarta, dan pendidikan menengah pertamanya di SMPN 76 Jakarta, kemudian pendidikan menengah di SMAN 30 Jakarta, serta pendidikan tinggi di Advent College jurusan Study of Export Import and Boomzaken Jakarta ini, memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik.
Suami dari Riri Zarnida ini pernah bekerja di berbagai perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri diantaranya bekerja sebagai Instructor of machine di Take One Production Kuala Lumpur Malaysia, Marketing Officer di One Way Media Kuala Lumpur Malaysia, Marketing Supervisor di Slide International Co, Jakarta dan pernah bekerja sebagai Sales Executive di PT Astra International Tbk-Toyota Sales Operation, Auto 2000, Radio Dalam Branch, Jakarta.
Keinginannya membangun tanah kelahirannya, merupakan dasar utama sebagai ungkapan rasa syukurnya di bumi Reje Linge ini. Kurangnya keterwakilan Gayo di DPRA membuat sosok kelahiran, Takengon 5 Mei 1969 maju sebagai calon anggota DPRA Dapil 4 Aceh Tengah dan Bener Meriah, dari Partai Aceh nomor urut 4, untuk menyuarakan aspirasi masyarakat Gayo.
Maju sebagai wakil rakyat, didasari karena dorongan dari rekan dan keluarga, yang paling penting, keinginannya didasari buruknya hubungan legislator dengan pemilih. Menurutnya wakil rakyat adalah cerminan dari pemilihnya itu sendiri.
“Dalam bahasa Inggris sering saya ucapkan, we are what we talk (kita apa yang kita bicarakan), we are what we were (kita apa yang kita pakai), itulah cerminan hidup kita, tak terkecuali pemilih dengan yang dipilihnya, jika wakilnya korup maka hal tersebut juga cerminan dari pemilihnya, oleh karenanya pemilih harus cerdas memilih wakilnya,” ungkap penulis buku Demokrasi Aceh Mengubur Demokrasi ini.
Dia juga berpesan kepada pemilih di Dapil 4 Aceh, untuk memilih wakilnya yang betul-betul memiliki 4 bela yakni Bela Nahma, Bela Edet, Bela Budaya dan Bela Kepentingan Gayo, untuk itu seorang caleg yang dipilih nanti harus memiliki 4 syarat yakni akal yang dipergunakan untuk berpikir, mulut untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, hati untuk merasakan apa yang disuarakan, dan tangan yang digunakan untuk membela kepentingan masyarakat Gayo di kursi DPRA.[]