Anton Y Kieting, berdarah Jawa berkarya untuk Gayo

oleh
Foto : FB Anton Y Kieting
Foto : FB Anton Y Kieting

Takengon-LintasGayo.Co : Pasca pemakaman Bambang Purwanto yang dishalatkan oleh ratusan jamaah di masjid Belangkolak 2 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Ujung Gergung Kamis, (6/3/2014), sejumlah seniman dari berbagai kota masih mengirimkan rasa duka dan belasungkawanya. Di antara seniman itu adalah penyair nasional D. Kemalawati, Fikar W.Eda, M. Yusuf Bombang dan lain-lain.

Almarhum yang akrap disapa dengan nama “Anton Y Kieting” semasa hidupnya aktif dalam kegiatan kesenian di Takengon. ia juga tercatat sebagai pengurus Dewan Kesenian Takengon (DeKATe) selama beberapa priode dan Pembina Teater.

Dikalangan seniman dan budayawan Gayo Anto Y Keiting dikenal sebagai seniman yang visioner, sejumlah karyanya baik berupa naskah dan konsep pementasannya selalu mengangkat sisi humanism.

Salah satu naskah teaternya yang telah dipentaskan di Taman Budaya Banda Aceh (TBA) pada bulan Desember 2002 yang berjudul “Kami Rindu Aman”, berisi petikan dialog dan pragmen yang mengangkat sisi penderitaan rakyat dalam konflik Aceh. Naskah yang ditampilkan oleh Teater Buke yang juga merupakan cikal bakal lahirnya Teater Reje Linge Takengon,mendapat simpati dan apresiasi dari pencinta teater di Aceh saat itu. Pasalnya pementasan tersebut dianggap “berani” dalam mensuarakan kondisi ril penderitaan rakyat yang terjebak dalamkonflik antara tentara RI dan tentara Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Berpulangnya Anto Y Keiting kerahmatullah Rabu, 5/3 di Rumah Sakit Umum (RSU) Datu Beru Takengon meninggalkan kenangan serta sejumlah karya naskah teater dan naskah pusi yang tersebar disejumlah dokumentasi para sahabatnya. Meski ia berdarah Jawa, tetapi hampir seluruh karya-karyanya mengaktualisasikan kecintaannya terhadap alam dan budaya Gayo.

(Salman Yoga S)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.