Air DLT Keruh, Indikasi Kerusakan Daerah Tangkapan Air

oleh

Oleh : Saiful Adhar

saiful_adharKekeruhan perairan danau disebabkan oleh meningkatnya sejumlah partikel  yang masuk ke dalam badan air danau. Partikel tersebut ada yang terlarut dan tidak terlarut dalam air, baik berupa bahan organic maupun anorganik. Bahan-bahan yang tidak terlarut yang melayang di dalam kolom air dikenal dengan TSS (Total Suspended Solid-Total Padatan Tersuspensi), bahan inilah yang menyebabkan air menjadi keruh, sehingga mengurangi tingkat kecerahan air.

Padatan tersuspensi ini berasal dari aliran air yang masuk ke danau (inlet) maupun dari dasar danau itu sendiri berupa sedimen dasar danau. Sedimen dasar danau ini dapat berupa hasil akumulasi sedimen yang terbawa oleh aliran air masuk yang mengendap dari waktu ke waktu. Kumpulan sedimen dasar ini dapat terangkat ke permukaan air pada saat massa air danau terangkat ke atas yang dikenal dengan istilah upwelling. Proses upwelling ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perbedaan suhu air di dasar dengan air permukaan.

Mengamati kekeruhan yang terjadi pada perairan Danau Lut Tawar (DLT), yang terjadi dalam beberapa bulan ini yang curah hujannya tinggi, maka dapat diduga hujan yang terus-menerus menyebabkan suhu permukaan air lebih rendah daripada suhu air di dasar danau, sehingga massa air di dasar danau yang lebih hangat terangkat ke atas berikut sejumlah partikel endapan. Bila bahan sedimen dasar mengandung sejumlah bahan organic maka bahan-bahan yang terangkat, baik berupa padatan maupun gas, mengandung senyawa toksik (beracun) seperti NH3 (amonia) dan H2S (asam belerang) sebagai hasil dekomposisi (penguraian) bahan-bahan organic di dalam air. Kondisi tersebut dapat menyebabkan biota perairan danau mati bila berlangsung dalam waktu yang lama.

Kemungkinan lainnya yang menyebabkan peningkatan kekeruhan perairan DLT adalah air inlet danau mengandung sejumlah bahan padatan tersuspensi dan terlarut. Bahan ini berupa sejumlah partikel tanah berasal dari hasil sedimentasi daerah tangkapan air yang merupakan lanjutan dari proses erosi. Kondisi kawasan daerah tangkapan air yang relatif terbuka (tanpa vegetasi) semakin mendorong peningkatan tanah yang tererosi. Hal ini disamping mengakibatkan pendangkalan danau, karena akumulasi sedimen di dasar danau, juga menyebabkan pengurangan tingkat kesuburan tanah di daerah tangkapan air, karena terjadi pengikisan lapisan atas tanah (top soil). Tanah yang terdeposisi ke dalam danau juga ikut membawa sejumlah bahan-bahan lain, seperti sisa pestisida dari areal pertanian, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air danau.

Kedua kemungkinan penyebab terjadinya peningkatan kekeruhan di perairan DLT tersebut diawali oleh pengurangan vegetasi penutup di daerah tangkapan air yang selanjutnya mendorong terjadinya peningkatan erosi tanah pada musim penghujan, sehingga sedimentasi semakin meningkat, dan pada akhirnya menyebabkan pengurangan kualitas air danau yang salah satunya berupa peningkatan kekeruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kekeruhan perairan DLT merupakan indikasi telah terjadi kerusahan daerah tangkapan air, berupa semakin berkurangnya luasan hutan yang merupakan pelindung (cover crop) tanah dari erosi yang di sebabkan oleh air hujan.

Dibutuhkan penanganan yang serius dan segera dari semua pihak untuk mengantisipasi semakin parahnya kerusakan daerah tangkapan air DLT.

*Akademisi Universitas Malikussaleh Lhoksemauwe, peneliti Danau Lut Tawar yang telah menerbitkan dua buah buku, berjudul Kajian Erosi daerah Tangkapan Air di Danau Lut Tawar dan ekosistem Danau Lut Tawar Karakteristik dan Permasalahannya.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.