Bersinarlah Wahai Guru Kami

oleh

Refleksi Hari Guru Nasional, 25 Nopember 2013

Catatan : Darmawan Masri*

tmp_1453534_694011290611355_2041631419_n1926283840Guru ibarat akar pohon yang terus menembus kerasnya tanah. Demi mendapatkan makanan dan dedaunan, dia terus menembus tanah agar semakin berdiri kokoh. Dia mengibaratkan, dedauanan itu sebagai anak didiknya. Saat daun itu menjadi sekuntum bunga, itulah saat anak didiknya dapat menunjukkan kemampuannya. Dan saat bunga itu sudah menjadi buah, itulah saat anak didiknya telah mencapai puncak prestasi dalam hidupnya.

Kuatnya akar mampu mempertahankan berdirinya pohon itu saat diterpa angin seperti halnya kuatnya guru itu diterpa masalah dan cobaan dalam kehidupannya. Pohon itu tetap berusaha berdiri tegak, sama halnya seperti guru yang tetap berdiri tegak untuk tetap mencurahkan ilmu pada murid-muridnya. Akar juga tak memikirkan dirinya sendiri, ia rela berkorban agar pohon tercukupi ilmunya.

Sosok seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun ia memikirkan bagaimana membuat anak didiknya menjadi sukses. Sosok guru idaman adalah pekerja keras, tidak egois tidak mementingkan diri sendiri, dia akan beralih dari satu murid ke murid yang lain untuk memberikan perhatian. Meskipun guru tidak mendapat imbalan apa-apa dari anak didiknya. Ia menaburkan serbuk-serbuk ilmu yang ia miliki agar ilmu tersebut nantinya dapat berbuah kesuksesan.

Kegigihan seorang guru yang tidak mengharapkan imbalan atau balasan apa-apa dari seorang muridnya, beliau tetap tegar menghadapi semua peserta didiknya. Walaupun beliau marah, kemarahan itu semata-mata hanya untuk menjadikan muridnya menjadi orang yang berguna.

Banyak diantara mereka yang menerima ejekan dari dari anak yang mereka ajar, tetapi beliau tetap tersenyum dan menganggap siswanya adalah manusia unik yang selalu saja beliau tawari dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat.

Terkadang dirinya sakit tapi dan terbatuk-batuk karena selalu menghirup debu kapur yang ditulisnya, namun tetap saja peserta didiknya membuat sakitnya sembuh seketika, perasaan ingin selalu berjumpa dengan murid-murid selalu dilakoninya setiap hari, tanpa ada rasa keluh dan kesah serta perasaan bosan menghadapi mereka, tujuannya hanya satu yakin membuat mereka pintar.

Guru kami engkaulah lilin kehidupan kami, tetaplah bersinar meski badai negeri ini tak sanggup engkau redam, tetaplah bercahaya meski sekecil lilin dengan nyala api yang mampu menerangi sebagian dari ruang hatinya, jasa mu sungguh berarti menjadikan anak bangsa ini dapat berguna dalam kehidupannya meski engkau tak pernah meminta balasan apa-apa dari mereka.

Dihari ini engkau telah menghantarkan kami menjadi orang yang dapat berguna ditengah masyarakat, berkat dirimu lah wahai guru, semua yang kami ini bisa menulis dan membaca dan bisa memaknai arti sebuah pendidikan.

Kami tak mampu memberikan apa-apa, hanya sebuah tulisan yang coba kami gores ditinta putih untuk mengenang jasa-jasa mu kepada kami anak negeri ini. Selamat ulang tahun guru ku, semoga engkau selalu diberikan kesehatan dan keselamatan dunia dan akhirat. Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2013.

# Sekretaris Redaksi Media Online LintasGayo.co

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.