Aksi Lima untuk Gayo

oleh

Gempa Gayo (bagian 18)

Catatan: Aman ZaiZa

aksi lima warga Gayo di Bandara Soeta.(LGco-Istimewa)
aksi lima warga Gayo di Bandara Soeta.(LGco-Istimewa)

MERASA terpanggil dan tergugah akan penderitaan masyarakat korban gempa yang hingga saat ini belum menemukan titik terang akan nasib mereka. Lima warga Gayo terpaksa berurusan dengan pihak keamanan bandara Soekarno – Hatta, Tanggerang Banten pada Senin, 28 Oktober lalu.

Pasalnya, mereka melakukan aksi diam dengan menutup mulut mereka dengan lakban sambil membentangkan poster mempertanyakan nasib para korban gempa yang belum juga jelas. Aksi yang dilakukan ketika hendak kembali ke Takengon ini, tentunya membuat petugas keamanan bandara ‘panik’.

Betapa tidak, bandara Soeta (soekarno – Hatta) merupakan pintu gerbang utama Indonesia. Lewat Soeta ini juga ratusan ribu masyarakat Indonesia dari berbagai  penujuru nusantara dan ribuan lainya warga asing melintasi pintu gerbang Indonesia ini datang dan pergi.

Kelima warga yang sempat ditahan di Polresta Tanggerang ini adalah penyair dan akademisi Salman Yoga, seorang wartawan yang bernama Yus, warga Musara Gayo Jakarta Rajali, ceh Didong Kemara Bujang yang akrab disapa Onot Syura, serta budayawan dan korban gempa Gayo Purnama Ruslan.

“Mereka lakukan aksi jelang kembali ke Gayo, namun keamanan Bandara menangkap dan membawa mereka ke Polresta,” kata Agam, seorang warga Gayo di Jakarta.(http://lintasgayo.co/2013/10/29)

Sebagaimana dilansir Lintasgayo.co, ada enam tuntutan mereka yang bila dicerna merupakan kondisi Gayo pascagempa 2 Juli 2013 lalu. Ke enam kondisi yang merurut para pelaku aksi ini yakni:

–          Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah tidak peduli pada korban gempa Gayo.

–          Masalah gempa Gayo tidak ditangani serius

–          Korban gempa Gayo tinggal beralaskan tanah

–          Korban gempa Gayo tidak mendapat kepastian

–          Bantuan untuk korban gempa seperti dirampas

–          Korban gempa lawan penindas.

Bila dicermati, enam ‘ekspos’ ter update kondisi Aceh Tengah secara langsung ini kiranya perlu dipahami dalam sebuah pembenaran. Pasalnya, hingga saat ini rehab/rekon yang dinanti belum juga terujud atau terlaksana sebagaimana yang telah dijanjikan.

Terakhir, info yang diperoleh, bahwa rehab/rekon itu akan dilakukan pada awal Desember 2013 ini. Kepastian ini sebagaimana yang diutarakan Bupati Aceh Tengah Ir Nasaruddin saat peletakan batu pertama pembangunan kembali tuga unit masjid di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang sumber dananya dari bantuan PNS di jajaran Pemprov Aceh sebesar Rp1,2 miliar.

Kondisi kedua hingga ke 4 sebagaimana diungkapkan para pengunjukrasa ini, bisa dikatakan 99,9 persen benar. Mengapa? Karena kondisi masyarakat korban gempa saat ini memanglah terkesan diabaikan. Mereka kerja sendiri untuk merehab dan membangun kembali rumah mereka seadanya.IMG-20131028-00252

Sedangkan paparan ke lima, bahwa bantuan korban gempa seakan dirampas. Ini sangat berlatang belakang banyaknya bantuan korban gempa yang tak sampai. Banyaknya bantuan gempa yang beralih ke para pengelola dan tak sedikit pula yang di indikasikan dijual kepasaran oleh oknum yang tak bertanggungjawab.

Terakhir, korban gempa lawan penindasan, bukan mustahil ini akan terjadi. sebagaimana yang pernah kita dengar dan diberitakan berbabagi media di Gayo, bahwa korban gempa akan melakukan unjukrasa dan pendudukan Kantor Bupati Aceh Tengah guna menuntut hak-hak mereka yang terkebiri.

Aksi lima (pahlawan) gempa ini, kiranya harus menjadi ‘cambuk’ bagi pihak-pihak yang berkompten dan berwenang mengurusi gempa ini. Sebab hak-hak warga korban gempa tidak boleh terabaikan begitu saja. Jangan tambah penderitaan para korban gempa ini dengan duka dan luka yang makin dalam.

Sebagai ilustrasi kecil, dalam pandangan penulis, bilalah kelima orang ini merupakan Calon Anggota Legislatif (Caleg), maka sudah layak mereka dipilih. Sebab mereka sudah mau membuktikan untuk berkorban demi masyarakatnya yang menderita.

Tentunya, ke depan, kita tidak sangat mengharapkan, akan ada lagi warga yang harus mendekam di balik jeruji besi karena gempa ini. Baik itu bagi orang yang melakukan aksi guna menuntut hak-hak korban gempa atau orang-orang yang tak amanah yang menyunat bantuan gempa. Semoga…!

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.