
Yogyakarta – LintasGayo.co : Keinginan berekspresi seni mahasiswa Gayo di Yogyakarta masih terkendala peralatan musik dan biaya operasional, padahal keinginan mereka sangat kuat untuk mempromosikan seni Gayo di kota tersebut.
“Adik-adik disini ingin sekali promosikan seni budaya Gayo disini, namun terkendala peralatan musik tradisi Gayo seperti Teganing, suling, gegedem serta perlengkapan kostum Kerawang Gayo”, kata Joel Tampeng kepada LintasGayo.co di asrama Lut Tawar Yogyakarta, Sabtu 14 September 2013.
Selain itu, dijelaskan Joel, mereka juga terkendala biaya operasional berlatih dan mobilitas kegiatan. Dan salah satu kegiatan seni budaya yang akan diikuti mahasiswa Gayo tersebut adalah Solo International Performance Art (SIPA) yang akan digelar 20 -21 September di kota Solo.

Joel berharap ada perhatian dari pihak terkait merespon kebutuhan duta-duta Gayo tersebut yang dilakoni mengisi waktu luang disela-sela perkuliahan.
Bersamaan, seorang eksportir kopi Gayo, Ujang Jaya ditemani seorang staf KBQ Babrurrayyan Takengon, Iwan juga mengunjungi asrama mahasiswa Gayo tersebut dan memberikan sejumlah uang sekedar membantu keperluan para mahasiswa mempersiapkan keikutsertaan di event SIPA.
Ujang Jaya dan Iwan hadir di Yogya dalam kaitan mengikuti International Business for Special Product dan Indonesia Coffee Festival, 13-15 September 2013. (Kha A Zaghlul)