Oregon Gayo Diminta Jadi Kawasan Konservasi Tetekur dan Edelweiss

oleh
Tetekur di danah pinus Oregon Mendale Takengon. (Muna Ardi)
Kantung Semar dan Edelweiss berdampingan di Oregon. (Muna Ardi)
Kantung Semar dan Edelweiss berdampingan di Oregon. (Muna Ardi)

Takengon – LintasGayo.co : Pemerhati sekaligus aktivis lingkungan di Aceh Tengah, Munawardi nyatakan apresiasinya terhadap para pemuda Kebayakan Aceh Tengah yang menaruh kepedulian terhadap upaya penyelamatan salah satu jenis anggrek Kantung Semar (Tetakur,Tetekur:Gayo-red) dan Edelweiss atau bunga Abadi yang tumbuh di kawasan Bur Oregon Mendale Kebayakan.

“Di beberapa kawasan dataran tinggi Gayo jenis anggrek Kantung Semar ini banyak terdapat dibeberapa tempat, terutama dikawasan hutan dan pegunungan, diantaranya dikawasan pegunungan atau hutan Bur Mendale atau Bur Oregon. Itu mesti dijaga dan dipelihara sepanjang masa,” kata Munawardi, Selasa 3 September 2013 menanggapi pemeritaan di LintasGayo.co atas upaya pemuda Kebayakan itu.

Tetekur di danah pinus Oregon Mendale Takengon. (Muna Ardi)
Tetekur di danah pinus Oregon Mendale Takengon. (Muna Ardi)

Bahkan menurut Munawardi, anggrek Kantung Semar (Nepenthes sp) atau orang Gayo menyebutnya “Tetekur atau Tetakur” adalah sejenis tanaman anggrek yang terbilang langka namun jenis anggrek ini dapat dibudidayakan dengan teknik dan perlakuan khusus.

Jika perlu kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan konservasi jenis tanaman ini, karena merupakan habitat asli tanaman ini. Usul Munawardi.

“Walaupun didaerah lain beberapa jenis sudah dapat dibudidayakan, namun jenis yang terdapat di Bur Oregon masih perlu penelitian guna menentukan apakah termasuk jenis yang sama dengan yang terdapat didaerah lain,” kata Munawardi.

Pengakuannya, dirinya bersama komunitas pesepeda Aceh Tengah yang tergabung dalam Central Aceh Bicycle Community (CABC) beberapa kali melakukan perjalan bersepeda melintasi kawasan tersebut karena ingin melihat kedua tumbuhan langka itu.

“Tahun 2009 lalu kami takjub melihat kedua tumbuhan itu hidup berdampingan. Saat itu kami enggan mengeksposnya, khawatir akan diapa-apain orang yang tak bertanggung jawab. Kini banyak yang sudah tau. Mari kita jaga kelestariannya,” himbau Munawardi. (Alik Kobat)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.