Warga LP Takengon Dengarkan Khutbah Taubat

oleh

Tgk.Fauriza Imanuddin,SAg

Tgk. Fauriza Imanuddin, S.Ag staf pada seksi pendidikan diniah dan pondok pesantren Kankemenag  Aceh Tengah menjadi imam sekaligus khatib dalam pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Takengon, pada Kamis  8 Agustus 2013 pagi.

Seusai shalat Id bersama ratusan narapidana dan sipir penjara itu, Tgk.Fauriza menyampaikan khutbah yang bertemakan tentang  Taubat.

Diuraikan bahwa Allah Swt maha pengampun atas segala dosa umat manusia apabila manusia itu benar-benar bertaubat dari dosa-dosanya dan tidak mengulangi perbuatan dosanya, baik dosa kecil maupun dosa besar.

“Segala dosa akan diampuni oleh Allah Swt. Karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya. Kuncinya adalah kita mau dengan tulus dan ikhlas untuk bertaubat. Taubatan Nasuha!,” tegas Fauriza yang juga dosen STAIN Gajah Putih Takengon itu.

Selanjutnya Fauriza juga menegaskan pentingnya kita melakukan perubahan-perubahan positif dalam kehidupan ini.

“Berubah untuk menjadi orang baik itu sangat tergantung kepada kemauan dan kesungguhan usaha kita sendiri,” ujar Fauriza kepada jamaah yang umumnya para narapidana.

Sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 bahwa Allah Swt tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah nasibnya. “Innallaha layughayyiruma bikaumin hatta yughayyirumaa bi anfusihim!,” demikian bunyi ayat 11 surah Ar-Ra’d yang dibaca Tgk. Fauriza.

Sedih dan Gembira

Selain Tgk. Fauriza, pejabat dan pegawai Kankemenag Aceh Tengah juga menjadi khatib shalat idul fitri. Diantaranya Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) menjadi  khatib di Lapangan Masjid Besar Quba Kecamatan Bebesen.

 “Bapak Kakankemenag shalat id-nya di Musara Alun mendampingi Khatib yang dari Banda Aceh Aceh,” kata Darmawan S,S.Sos.I saat dihubungi.

Kasubbag TU, Saidi B,S.Ag,MA menyampaikan khutbah tentang bagaimana kita memaknai lantunan takbir. Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Betapa kemahabesaran Allah yang memberikan kesempatan kepada kita untuk ber-ramadhan. Suatu kesempatan bagi kita untuk kembali kepada fitrah. Tgk. Saidi juga menguraikan  tentang dua kesedihan dan kegembiraan yang dirasakan orang Islam terkait dengan ramadhan

“Orang yang ditinggal ramadhan akan merasa sedih. Pertama, sedih karena tidak berpuasa pada bulan ramadhan. Kedua, sedih karena belum tentu bertemu dengan ramadhan yang akan datang,” ujarnya. Sedangkan kegembiraannya adalah, dengan ibadah-ibadah yang ditunaikannya dengan penuh ikhlas sepanjang ramadhan akan terampuni dosa-dosanya dan beroleh derajat taqwa, tambahnya.

Umumnya Lancar

Sementara itu, Drs.Salman Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Aceh Tengah  menjadi khatib shalat idul fitri di Kampung Kebet Kecamatan Bebesen dengan judul khutbahnya “Makna Hari Kemenangan dan Syukur Nikmat.”

Pelaksanaan shalat Id di dataran tinggi Gayo Kabupeten Aceh Tengah pada hari Kamis, 8 Agustus 2013 umumnya berjalan lancar termasuk pelaksanaan shalat idul fitri di Lapangan Lapangan Musara Alun yang diimami oleh Ustadz Irwan Alhafidh (Imam Masjid Agung Ruhama’ Takengon) dan khutbah disampaikan oleh Prof.DR.Syahrizal Abbas,MA (Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh).

Beberapa unsur MUSPIDA seperti Kapolres, Dandim dan lain-lain juga shalat di Musara Alun. Ketua MPU Aceh Tengah Tgk. Mohammad Ali Djadun dan Kakankemenag Aceh Tengah Drs.H.Hamdan,MA  juga tampak ikut jamaah di sini. Sedangkan Bupati Aceh Tengah, Ir.H.Nasaruddin,MM shalat idul fitri di Kecamatan Kute Panang, salah satu kecamatan yang paling rusak akibat guncangan gempa 2 Juli yang lalu.

“Sebelum pelaksanaan shalat Id, sambutan Bupati Aceh Tengah dibacakan oleh Kapolres Aceh Tengah, Bapak Artanto,” Ujar Zikri,S.Pd.I staf di sekretariat MPU Aceh Tengah yang ikut shalat di shaf pertama dalam pelaksanaan shalat Id di Musara Alun itu melalui telepon selulernya.

 (Mahbub Fauzie)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.