Dokter dari Kaltim juga Bantu Korban Gempa Gayo

oleh
Dua Dokter Relawan BSMI Surabaya turut Memberikan Pertolongan Kesehatan bagi Korban Gempa. (ist)
Dokter Relawan BSMI dari Kaltim (Balikpapan) sedang memeriksa kesehatan anak korban gempa. (Ist)
Dokter Relawan BSMI dari Kaltim (Balikpapan) sedang memeriksa kesehatan anak korban gempa. (Ist)

RELAWAN adalah ‘profesi’ yang unik dan mengherankan bagi sebagian orang. Banyak yang bertanya-tanya dengan orang-orang yang menjadikan dirinya sebagai relawan di daerah yang terkena bencana. Jika seseorang relawan itu berasal dari daerah bencana itu sendiri mungkin tidaklah membuat tanda tanya, karena sudah selayaknya mereka berbuat demikian. Menolong saudara-saudaranya di sekitarnya yang mengalami musibah adalah sesuatu yang memang harus dilakukan oleh kita.

Namun, bagi relawan yang datang dari daerah yang jauh bahkan dari ‘tanah seberang’, akan selalu menjadi pertanyaan masyarakat setempat. Hal itulah yang terjadi ketika tim relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang datang, ada yang dari Medan, Surabaya dan baru-baru ini, Sabtu (13/7) para relawan dari BSMI Kalimantan Timur pun ikut muncul mengunjungi warga korban gempa Gayo, mereka hadir di daerah ‘lumbung kopi’ ini untuk ikut berpartisipasi menyusul relawan BSMI lain yang sudah duluan datang.

Kesan tersebut diceritakan oleh La Hadidu, selaku Humas Tim Relawan BSMI. Menurut dia, banyak warga setempat yang sepertinya penasaran dengan relawan BSMI yang datang dari luar daerah untuk membantu korban gempa di tanah Gayo. Ada yang dari Medan, Jakarta, dan Surabaya. Seperti ingin meyakinkan kebenarannya, pertanyaan yang sama ditanyakan kembali kepada para dokter yang menjadi relawan BSMI.

Penggunaan bahasa Gayo oleh warga yang akhirnya hanya dapat dibalas dengan bahasa Indonesia ataupun senyum oleh relawan dokter adalah jawaban yang pasti membuat mereka jadi tahu dengan daerah asal relawan BSMI.

“Kejadian seperti ini tidak hanya dialami relawan BSMI dari Medan, Jakarta dan Surabaya tetapi juga oleh relawan BSMI dari Kalimantan Timur ketika mengunjungi warga korban gempa Gayo di kabupaten Aceh Tengah pada Sabtu 13 Juli 2013,” ujar La Hadidu, aktifis BSMI pusat yang berasal dari Makassar itu.

Dia juga menyampaikan bahwa para relawan BSMI dari Kalimantan Timur itu terdiri dari empat orang dokter, telah tiba di Posko BSMI untuk Peduli Bencana Gempa Gayo pada hari Sabtu, 13 Juli 2013 pukul 06.00 pagi.

“Mereka terdiri dari 3 (tiga) orang dokter umum yaitu Wicaksono Alimbudihartanto, Dewi Muzzayanti dan Yunita dan 1 (satu) orang dokter gigi yakni Imran Irsal,” kata La Hadidu.

Kabar tentang datangnya rombongan dokter-dokter relawan BSMI dari Balikpapan tersebut sebelumnya juga disampaikan oleh Koordinator Relawan BSMI Aceh Heri Riswandi saat disela-sela kesibukannya sebagai relawan BSMI menyempatkan diri bersilaturrahmi ke Jagong Jeget, Sabtu (13/7).

Salah Seorang Dokter Relawan BSMI Kalimantan Timur sedang memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu korban gempa Gayo. (ist)
Salah Seorang Dokter Relawan BSMI Kalimantan Timur sedang memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu korban gempa Gayo. (ist)

 “Ya, mereka sekarang sedang baksos (membantu memberi layanan kesehatan kepada korban gempa di lapangan, pen), nanti kami kirim rilisnya”  jawab La Hadidu.

Selanjutnya dipaparkan, antusiasme keempat dokter asal Bumi Borneo itu dalam membantu warga korban gempa Gayo terlihat saat mereka meminta ikut serta dalam kegiatan layanan kesehatan BSMI kepada masyarakat yang dilaksanakan pada hari sabtu tersebut.

“Padahal, mereka baru tiba setelah perjalanan dengan bus dari Medan menuju Posko BSMI di Bener Meriah selama kurang lebih 10 jam,” kata Didu.

Tim medis BSMI dari Kalimantan Timur yang diketuai oleh drg. Imran Irsal itu akan berada di dataran tinggi Gayo dan melayani warga korban gempa selama sepekan.

“Kami juga membawa bantuan logistik untuk korban gempa yang kami terima dari donatur di Kalimanta Timur, dan Insya Allah bantuan lainnya dari donatur akan segera kami salurkan kepada warga korban gempa melalui posko BSMI peduli bencana gempa Gayo”, kata drg.Imran sebagaimana dilaporkan La Hadidu.

Sama seperti yang sudah dilakukan selama berada di lokasi-lokasi daerah bencana gempa, layanan kesehatan BSMI yang membawa keempat relawan tersebut dan yang lainnya dilakukan dengan mobil klinik.

“Sabtu, 13 Juli Tim Relawan BSMI mengunjungi warga di 3 (tiga) desa yang menjadi korban gempa. Relawan dokter dari Kaltim ikut menjadi tim medis bersama tim dokter dari Surabaya di desa Simpang Juli, Kala Ketol dan Selon. Ketiga desa ini berada di wilayah kecamatan Ketol, kabupaten Aceh Tengah,” lapor penanggung jawab humas posko BSMI Peduli itu.

Tempat layanan kesehatan kepada warga korban gempa Gayo oleh BSMI sama seperti hari-hari sebelumnya dimana seringkali dilakukan di tanah lapang, tenda pengungsi, maupun rumah warga yang masih layak. Di desa Simpang Juli misalnya, yang harus ditempuh melewati bekas jalan yang longsor, pemeriksaan kesehatan dilakukan di dalam tenda pengungsi.

Diceritakan, menuju desa ini cukup sulit karena masih banyak timbunan tanah yang menutupi badan jalan. Saat melintas, mobil harus berhenti cukup lama karena kendaraan berat sedang bekerja mengeruk tebing untuk melebarkan jalan karena badan jalan di sisi jurang telah longsor sehingga jalan menyempit.

“Sambutan warga yang antusias untuk memeriksa kesehatannya di desa ini dan desa Kela Ketol serta desa Selon ikut membangkitkan semangat dan tim medis BSMI untuk melayani warga. Kurang lebih 200 warga di ketiga desa mendapatkan layanan kesehatan tim medis BSMI dengan semangat dan ketulusan,” kata Didu.

Terima kasih para relawan kemanusiaan BSMI.

(Mahbub Fauzie)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.