Dengan “Mobil Clinik-nya”, BSMI Beri Pertolongan bagi Korban Gempa

oleh
Salah satu ambulance sebagai sarana layanan pertolongan melalui 'Mobil Clinic' yang dilakukan oleh Tim Relawan Kemanusiaan Bulan Sabi Merah Indonesia (BSMI) kepada korban gempa di lokasi-lokasi bencana (foto Tim BSMI)
Salah satu ambulance sebagai sarana layanan pertolongan melalui 'Mobil Clinic' yang dilakukan oleh Tim Relawan Kemanusiaan Bulan Sabi Merah Indonesia (BSMI) kepada korban gempa di lokasi-lokasi bencana (foto Tim BSMI)
Salah satu ambulance sebagai sarana layanan pertolongan melalui ‘Mobil Clinic’ yang dilakukan oleh Tim Relawan Kemanusiaan Bulan Sabi Merah Indonesia (BSMI) kepada korban gempa di lokasi-lokasi bencana (foto Tim BSMI)

GEMPA bumi berkekuatan 6,2 SR yang menggoyang kawasan Aceh Tengah dan Bener Meriah pada Selasa (2/7) lalu telah menyebabkan kerusakan sarana penduduk dan pemerintahan di daerah penghasil kopi Arabika ini.

Selain rusaknya sarana dan prasarana fisik, juga menimbulkan korban jiwa. Puluhan orang meninggal dunia, ratusan luka berat  yang harus mendapatkan perawatan dan mencapai 50 ribu jiwa harus tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Kondisi yang sedemikian itu mengundang perhatian dan kepedulian berbagai kalangan.  Banyak yang simpati untuk segera menuju bumi Gayo guna memberi bantuan dan pertolongan kemanusiaan kepada saudara-saudara nya yang menjadi korban gempa di lokasi-lokasi bencana itu. Baik dari kalangan pemerintah, masyarakat sipil (LSM), organisasi manusi maupun tim-tim kemanusiaan yang ‘terbiasa’ dalam hal-hal penanganan layanan bantuan bencana.

Di antara kalangan yang datang dan hadir di dataran tinggi gayo ini guna memberi  bantuan dan pertolongan adalah dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), sebuah lembaga kemanusiaan yang terkenal cepat dan tanggap turun ke lapangan memberi bantuan dan pertolongan kepada warga yang membutuhkan di daerah bencana.

Tim Kemanusiaan dari BSMI ini hadir di tanoh gayo dan segera melakukan kegiatan layanan kesehatan sebagai bagian dari layanan tanggap darurat bencana alam gempa Aceh. Posko BSMI telah ditempatkan di Simpang Balik. Layanan kesehatan yang diberikan kepada warga masyarakat terdampak gempa bumi tersebut dilakukan dalam bentuk Mobile clinic dengan menggunakan ambulans BSMI.  Kelililing ke titik-titik pengungsian warga korban gempa.

La Hadidu  salah seorang relawan BSMI yang ikut dalam Tim Relawan BSMI itu dalam rilisnya yang dikirim kepada kami, mengatakan bahwa tim relawan BSMI yang terjun ke lokasi terdiri dari 2 (dua) orang dokter  yang dibantu 3 (tiga) orang perawat dan tenaga pendukung lainnya berasal dari Aceh dan Medan.

“Dalam memberikan pertolongan kesehatan terhadap gempa kami menggunakan ‘Mobil Clinic’ agar jangkauan pelayanannya lebih efektif,” Ujar La Hadidu (Rabu, 10/7).

Menurut La Hadidu, “Mobile clinic” menjadi pilihan karena masyarakat terdampak gempa berada pada lokasi yang tersebar dalam radius cukup luas. “Melalui Mobil Clinic tersebut, tim dokter / rerawat dari relawan BSMI yang diketuai oleh dr.Delshinta dari Medan, telah menerima layanan danpertolongan  kesehatan sebanyak kurang lebih seribuan lebih warga dengan lokasi tersebar pada kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.” Kata La Hadidu sebagaimana diiyakan Heri Riswandi,SH salah seorang Relawan BSMI Aceh.

La Hadidu juga melaporkan, lokasi yang dikunjungi mobile clinic BSMI  sebagai bagian dari pertolongan kesehatan tanggap bencana antara lain; desa Panten Lues, Segene Balik, Kulem Balik, Atu Gogop, Kute Panang, Celala Balik, Blang Mancung, dan desa Gegur Sepakat. “Selain layanan kesehatan, ikut diserahkan juga bantuan berupa sembako kepada warga korban gempa yang diterima BSMI Medan dari donator,” kata La Hadidu seperti yang disampaikan oleh ketua tim relawan BSMI dari Sumatera Utara dr. Delshinta.

Adapun kondisi kesehatan yang dikeluhkan warga umumnya adalah demam, pusing, kecemasan dan beberapa kasus luka yang diakibatkan tertimpa benda-benda yang roboh saat terjadi gempa. Kondisi warga terdampak gempa  yang hingga saat ini masih tidur di tenda-tenda dalam kondisi seadanya ikut memperburuk kesehatan mereka.

“Saat ini warga masih memerlukan bantuan seperti sembako dan tenda karena di malam hari warga memilih tidur di luar rumahnya, demi keselamatan jika terjadi gempa kembali.” Tulis La Hadidu. (Mahbub Fauzie)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.