Anggi, Penderita Kelainan Otak yang Butuh Perhatian

oleh

DENGAN usianya sekarang seharusnya Anggi dapat ceria bermain dan bercanda dengan teman sebaya. Usianya sudah terhitung 2,5 tahun. Namun itu semua tak banyak mengubah keadaan. Anggi tidak tumbuh seperti anak lain pada umumnya. Semakin hari tubuh kecil Anggi semakin melemah akibat penyakit kelainan otak yang dideritanya.

Sejak lahir, Anggi hanya bisa pasrah dalam gendongan orangtuanya. Ibu Anggi, Rusmaniar (43), awalnya menduga Anggi terserang demam biasa. Anggi terus menunjukkan gejala kejang dan batuk, seperti anak yang menderita demam pada umumnya.

Kondisi orangtuanya yang hidup serba kekurangan, membuat Anggi tak kunjung mendapatkan sentuhan medis. Anggi hanya dirawat seadanya di rumah kontrakan sederhana, tempat ia tinggal bersama kedua orangtuanya di kampung Mongal Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.

Anggi adalah anak ke-3 dari pasangan Rusmaniar dengan suaminya Sulaiman (48) yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan Rusmaniar, bekerja sebagai buruh penyortir kopi di sebuah perusahaan kopi lokal, tak jauh dari rumahnya.

Penantian panjang kedua orangtua Anggi, yang tetap setia mengemas harapan bagi kesembuhan anaknya.  Akhirnya menemukan titik terang, sejak takdir mempertemukan Anggi dengan sosok pimpinan di daerah itu.

Bermula ketika Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin mengunjungi pabrik pengolahan kopi, tempat ibu Anggi mengais rezeki. Anggi menjadi satu diantara jumlah anak lainnya yang dibawa ibu mereka ke tempat kerja, karena desakan keadaan.

Bupati Nasaruddin saat melihat kondisi Anggi.(LGco-Muhady)
Bupati Nasaruddin saat melihat kondisi Anggi.(LGco-Muhady)

Yang berbeda dari Anggi adalah ketika ia diketahui sedang sakit kala itu. Kabar itulah yang pertama sampai ke telinga sang bupati. Langsung saja, Nasaruddin ingin mengetahui lebih banyak informasi tentang anak laki-laki itu.

Pertemuan itu akhirnya menjadi hari yang membawa pengharapan baru bagi kesembuhan Anggi. Nasaruddin berjanji akan sepenuhnya membantu segala keperluan untuk pengobatan Anggi.

Rasa lega mulai tersemat di benak kedua orangtua Anggi, ketika pada hari selanjutnya Bupati benar-benar menepati janji untuk kembali menjenguk perkembangan kesehatan anak bungsu mereka.

Benar saja, pada hari yang ditunggu, Nasaruddin datang dengan membawa serta tim medis dari RSUD Datu Beru Takengon. Dari hasil pemeriksaan saat itu, Anggi dinyatakan harus mendapat perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

Diagnosa tim medis menyimpulkan hasil sementara bahwa Anggi bukan hanya menderita demam biasa, seperti dugaan kedua orangtuanya. Melainkan ada kelainan otak yang mengganggu pertumbuhan anak malang itu.

Atas permintaan sang bupati, tim medis akhirnya membawa Anggi untuk dirawat inap di rumah sakit. Di sanalah penyakit yang membelenggu tubuh anak laki-laki itu, didiagnosa lebih jelas. Selama 1 minggu di RSUD Datu Beru Takengon, pihak rumah sakit kembali meyimpulkan bahwa Anggi harus dirujuk.

Alasannya, karena Anggi harus mendapatkan perawatan lebih memadai dari rumah sakit yang punya peralatan medis lebih lengkap. RSUD Datu Beru mengeluarkan rujukan untuk Anggi dirawat di rumah sakit Zainal Abidin, Banda Aceh.

“Untuk keluhan kejang serta batuk yang dialami Anggi sudah kita tangani selama 1 minggu di rumah sakit, tapi dia harus kita rujuk untuk penanganan medis yang lebih baik”, kata Kepala RSUD Datu Beru Takengon, dr. Hardi Yanis, usai menjenguk Anggi di rumahnya, Rabu (26/6/2013).

Saat itu, dalam menunggu keberangkatan menuju Banda Aceh, Rusmaniar dan Sulaiman kembali membawa pulang anak mereka ke rumah. Mendengar kabar itu, bupati Nasaruddin kembali pula memutuskan untuk menjenguk Anggi ke rumahnya.

Pada kunjungan yang ke-3 kalinya itu, Nasaruddin turut juga mengajak kepala rumah sakit, dr. Hardi Yanis. Maksud kedatangan Bupati adalah untuk kembali memberikan kepastian serta dorongan semangat kepada kedua orangtua Anggi, untuk memantapkan diri membawa anak mereka dirujuk ke rumah sakit Zainal Abidin, Banda Aceh.

“Ibu, jadi kita harus ikuti saran dokter, untuk biaya jangan dipikirkan, semuanya sudah pemerintah yang tanggung”, kata Nasaruddin kepada orangtua Anggi, di hari yang sama kunjungannya bersama kepala rumah sakit, dr. Hardi Yanis.

Sebelum meninggalkan ruang sederhana yang menjadi tempat tinggal keluarga Anggi, Nasaruddin masih memberikan bantuan sejumlah uang untuk biaya keberangkatan. Kedua orangtua Anggi, kembali haru dalam ucapan terima kasih mereka untuk semua bantuan yang didapat.

Sedangkan Anggi, sesekali masih menagis dalam gendongan Rusmaniar. Anak seusia Anggi belum mampu untuk mengerti apa yang terjadi. Tapi, sebuah ucapan cepat sembuh untuk Anggi mungkin akan abadi. Untuk anak lelaki ini, menyadarinya ketika dewasa nanti. Cepat sembuh Anggi.(Muhady)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.