Sri Wahyuni : Tambang Emas Ancaman Untuk Perempuan

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Hadir di acara podcast “Ngopi Bareng Win Wan Nur” sebagai bintang tamu, Sri Wahyuni aktivis perempuan Aceh asal Gayo, mengulas isu hangat yang beberapa hari belakangan ini sedang menghangat dan menjadi pembicaraan luas di khalayak daerah berhawa dingin ini. Persoalan akan dibukanya tambang emas di kecamatan Linge.

Dalam acara podcast perdana yang dipandu langsung oleh Win Wan Nur yang juga anggota dewan redaksi LintasGAYO.co ini, Sri Wahyuni menyatakan kalau keputusan tambang emas di kecamatan Linge ini, tidak didasari oleh sebuah kajian yang matang.

“Perempuan yang pernah mencalonkan diri sebagai bupati Bener Meriah ini lebih jauh menjelaskan, bahwa selama ini uji kelayakan, boleh atau tidaknya perusahaan pertambangan emas beroperasi di bumi Gayo ini, lebih banyak berfokus pada sisi teknis,” katanya, Minggu 6 Maret 2022.

Padahal, menurutnya, selain persoalan teknis itu, sisi sosial dan budaya masyarakat juga akan mengalami friksi bahkan goncangan yang kuat dengan kehadiran perusahaan tambang emas berskala besar.

Perempuan yang pernah sendirian melakukan demonstrasi tunggal menolak keberadaan perusahaan tambang emas di Linge ini menjelaskan kalau bencana lingkungan yang diakibatkan ni oleh bahan-bahan aktif yang akan digunakan untuk memurnikan emas itu sangat besar.

Ini mengingat, wilayah kerja perusahaan itu setidaknya berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) tiga sungai besar dan terpenting di Aceh, yaitu Jambo Aye, Tripa dan Arakundo, bahkan pengangkutan bahan aktifnya ke lokasi pemisahan bijih emas dengan limbah tambang, juga melintasi DAS Peusangan

“Bayangkan kalau limbah berbahaya mengkontaminasi sungai-sungai itu,” ujarnya.

Tapi selain potensi bencana lingkungan, kehadiran tambang emas ini juga berpotensi membuat masyarakat kehilangan lahan perburuan, tempat mencari ikan dan sumber air minum.

Kehadiran para pekerja dari luar juga bisa menimbulkan friksi dan ketika tambang ini dibuka, karena lowongan pekerjaan lebih banyak untuk kalangan pekerja kasar, perempuan kurang mendapat kesempatan untuk berpartisipasi.

Padahal, di Gayo perempuan dan laki-laki dalam sebuah rumah tangga adalah satu unit produksi. Perempuan di Gayo punya daya tawar tinggi karena mereka memiliki lahan. Ketika perusahaan tambang ini beroperasi, sangat mungkin mereka akan kehilangan lahan dan kehilangan daya tawar.

“Belum lagi, bicara kemungkinan hadirnya prostitusi dan lain-lain,” tegasnya.

Ada banyak hal lain yang sangat penting dibahas di podcast yang berdurasi 35 menit.

Pembicaraan lengkap yang berisi point-point penting pandangan seorang Sri Wahyuni dalam menyikapi rencana beroperasinya tambang emas di Linge ini dapat disaksikan di link YouTube berikut ini :

[Red]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.