PENAS KTNA XV 2017, Untuk Apa ?

oleh

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA

PEKAN Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan disingkat PENAS KTNA XV 2017 sudah selesai, yang dilaksanakan sejak tanggal 6 Mei sampai dengan tanggal 11 Mei 2017. Semua hasil pertanian dan perikanan seluruh Indonesia dimpamerkan, Untuk mengetahui untuk apa diadakan PENAS KTNA sebenarnya cukup dengan mengetahui arti dan setiap kata dari PENAS KTNA itu sendiri.

Pertama sekali saya tidak peduli dengan acara PENAS tersebut karena merasa tidak kaitannya dengan kegiatan sehari-hari, namun satu hari menjelang malam sabtu (5/5/17), sebagaimana biasa saya memerlukan seorang narasumber untuk Acara KEBERNI GAYO (Acara Live di ACEH TV ). Saya teringat dengan satu momen yang akan berlangsung di Aceh yaitu Penas, sedang minggu sebelumnya adalah momen acara Pioner (Pekan Olah Raga Seni dan Riset) diadakan di UIN Ar-Raniry yang diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi Agama di Indonesia. Pada momen itu juga yang menjadi narasumber adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dan Mahasiswa serta Dosen pendamping dari STAIN Gajah Putih.

Kembali kepada PENAS KTNA, karena tidak tau siapa yang bisa menjadi narasumber yang sesuai dengan momen maka saya mencoba mengumumkannya ke grup WhatsApp (WA) Keluarga Nenggeri Antara (KNA) Banda Aceh Besar. Kawan kawan memberi saran yang menjadi nara sumber adalah kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Aceh Tengah. Karena tidak mempunyai hubungan komunikasi selama ini saya menelpon Bupati Aceh Tengah (Nasaruddin, MM), saya meminta kepada pak Bupati untuk merekomendasikan kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah sebagai narasumber. Alhamdulillah bupati menyetujui dan menghubungi langsung kepala Dinas pertanian. Selanjutnya kawan-kawan merekomendasikan kepala Dinas Pertanian Provinsi (H. Darjo), saya mencoba meng-SMS-nya. Alhamdulillah dibalas dan sekaligus merekomendasikan serta beliau menghubungi sendiri kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bener Meriah. Tidak memadai dengan mereka bertiga, pak Darjo mengajak Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Akhirnya mereka bertigalah yang menjadi narasumber KEBERNI GAYO Pada tanggal 5 mei 2017.

Sebelum menyiapkan pertanyaan pertanyaan yang akan didiskusikan terlebih dahulu saya harus memahami makna dari PENAS KTNA, setelah membacanya baru tau kalau PENAS adalah pekan nasional dan KTNA adalah kontak tani nelayan andal. Dari situ dipahami kalau tujuan dari Penas ini adalah untuk menjalin hubungan atau jaringan peetani dan nelayan seluruh Indonesia, sehingga meningkatkan produktifitas usaha bidang pertanian dan perikanan.

Ketika dialog dengan narasumber, sebagai presenter berupaya memadukan program pada tingkat pusat yang didapatkan dari Dirjen perkebunan RI. Dari Dirjen diketahui ada dua hal yang sangat penting dan dapat dikembangkan di dua Kabupaten (Aceh Tengah dan Bener Meruah), dua program tersebut adalah pengembangan perkebunan tebu dan menjadikan tahun 2018 menjadi tahun bibit. Untuk pengembangan perkebunan tebu Dirjen perkebunan meminta menyiapkan tanah 20.000 hektar, dan karena kedua Kabupaten tersebut berbatasan Dirjen menyarankan untuk bisa menyiapkan lahan bersama, agar nanti pendirian pabrik lebih mudah. Pada saat dialog nampaknya Kepala Dinas kedua Kabupaten menyanggupi penyediaan lahan, disamping mengembangkan lahan yang selama ini sudah ada ditambah dengan lahan baru. Dirjen menekah kalau ini terwujud hendaknya menjadi ladang rakyat, sehingga sasaran mensejahterakan rakyat akan lebih cepat tercapai.

Hal yang menarik disampaikan kepala Dinas dua Kabupaten tersebut adalah harga gula merah yang ada di dua Kabupaten sekarang ini hampir sama dengan harga gula putih yang beredar di pasar, sehingga kesejahteraan petani sangat menjanjikan. Karena itu terwujudnya program ini sebenarnya sangat dinantikan tidak hanya oleh pemerintah daerah tetapi juga oleh masyarakat Gayo.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi menjelaskan disamping tebu, masih banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti perkebunan kakau, perkebunan kelapa, perkebunan cengkeh dan perkebunan pala. Gambaran banyaknya jenis perkebunan yang digambarkan sesuai dengan keadaan dan potensi daerah Aceh secara keseluruhan.

Ketika berbicara tentang tahun bibit pada tahun 2018 Dirjen menyarankan, agar semua pengadaan bibit di kontrol oleh pemerintah, dan juga bibit yang tersedia nantinya adalah bibit lokal yaitu nidan membawa bibit dari luar daerah, karena sebenarnya bibit yang ada di daerah masing-masing sangat cocok untuk daerah itu sendiri.

Ada hal yang menarik sebenarnya dari PENAS bila dikaitkan dengan kesejahteraan petani dan nelayan, ketika Dirjen menjelaskan programnya lalu disahuti oleh Kepala Dinas Provinsi Aceh dengan menjelaskan potensi alam yang ada di Aceh bahwa dari semua yang disebutkan oleh Dirjen tersebut masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan, karena itu kesiapan Kab/Ko yang ditunggu, dengan kesiapan Kab/Ko maka bisa banyak infestor yang masuk.

Karena itu sebenarnya dengan momen Penas, maka sejauh mana Pemerintah daerah mampu bertukar informasi dengan daerah lain tentang potensi masing-masing daerah, dimana potensi yang dimiliki oleh satu daerah tidak dimiliki oleh daerah lain, untuk itulah perlu adanya saling tukar hasil pertanian dan hasil tangkapan nelayan.

Ketika saya duduk di stand Kabupaten Bener Meriah, datang seorang ibu yang memperkenalkan diri sebagai Dinas Pertanian di Pekanbaru. Saat itu ia bermina membeli pukat, ia sangat terkejut mendengar harga pukat yang berasa dari Bener Meriah hanya diberi harga Rp. 6000,- (enam ribu rupiah) sedangkan di Pekan Baru harga pukat mencapai Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah). Pada saat itu langsung saya katakan kepada ibu dari Pekan baru dan petugas yang ada di stan Bener Meriah, “saling tukar nomor HP terus” yang saya maksudkan adalah diantara mereka terus menjali hubungan bisnis buah pukan antara Dinas Pertanian dan Perkebunan Bener Meriah dan Dinas Pertanian Pekan Baru.

Itulah diantara manfaat adanya Penas KTNA, yaitu terbentuknya kontak antara semua daerah yang ikut dalam momen Penas, sehingga melahirkan petani dan nelayan yang handa. semoga penas ktna tidak hanya sebagai sebagai hiburan yang tidak membawa manfaat untuk para petani tingkat bawah.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.