Pacu Kuda Batal atau Diundurkan, Ini Pendapat Pengamat Peternakan Kuda Gayo

oleh
Seorang anak sedang menggiring kudanya di Belang Bebangka Pegasing, Minggu 25 Agustus 2013. (Win Aman)
Seorang anak sedang menggiring kudanya di Belang Bebangka Pegasing, Minggu 25 Agustus 2013. (Win Aman)

Takengon – LintasGayo.co : Pengamat dan peternak kuda pacu Gayo sekaligus ahli ilmu tilik ternak kuda, drh. Marwan Daud berharap agar Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah segera memberi ketegasan kepada masyarakat, jadi atau tidak diselenggarakannya event pacuan kuda memeriahkan HUT Kemerdekaan RI tahun ini.

Menurut Marwan Daud, ini penting karena berpengaruh kepada banyak hal terkait perencanaan ekonomi masyarakat. Bukan hanya untuk pelaku pacuan atau pemilik kuda, tapi juga untuk masyarakat yang berencana mengais rezeki di lapangan tenpat digelarnya event tersebut, lapangan H. Muhammad Hasan Gayo Belang Bebangka Pegasing.

“Sebagian pemilik kuda tidak mengawinkan kuda betinanya untuk menghadapi event ini, dan mereka masih menunggu informasi resmi jadi atau tidak event pacu kuda digelar. Jika diundur, sampai kapan, mohon ditetapkan sejak awal,” ujar Marwan kepada LintasGayo.co didampingi sejumlah pemilik kuda di Belang Bebangka, Minggu 25 Agustus 2013.

Diuraikan Marwan, lazimnya setiap event pacuan kuda selalu saja terjadi transaksi jual beli kuda. “Tidak kurang dari 10 ekor kuda Aceh Tengah dibeli orang Bener Meriah, Gayo Lues atau oleh Aceh Tengah sendiri, nilai penjualan rata-rata di atas Rp. 20 juta,” ungkap Marwan.

Dan saat ini, menurut dia, perbandingan ekonomi memelihara 1 ekor kuda pacu berumur 2 tahun sebanding dengan 5-7 ekor sapi Bali dengan umur yang sama.

Selain itu, dia meyakini, para wisatawan luar daerah juga banyak yang berencana datang ke Takengon menyaksikan pacuan kuda, dan mereka masih menunggu informasi valid kapan digelar.

Dia juga menyesalkan sikap pengurus Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) Aceh Tengah yang diam tak bersikap. “Mestinya PORDASI jadi sumber dan penyampai informasi bagi pemilik kuda di daerah ini. Jangan pegang SK saja,” kata Marwan lagi.

Informasi yang dihimpun LintasGayo.co, Pemkab setempat sejak tahun lalu sempat menjadwalkan event tahunan ini digelar pada 19 Agustus 2013. Namun karena musibah Gempa 2 Juli 2013 lalu, dibatalkan dengan dasar rasa kebersamaan seluruh masyarakat Aceh Tengah turut merasakan duka para korban gempa.

Pemkab setempat juga telah melakukan dengar pendapat para tokoh masyarakat dan tokoh agama dari 13 Kecamatan di Aceh Tengah beberapa waktu lalu. Hasilnya. tidak kurang dari 80 persen para peserta menyarankan agar event pacuan kuda dibatalkan tahun 2013 ini. (WA)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.