Mahasiswa Aceh akan gelar pentas seni di Padang

oleh
Likok Pulo IPMA. (LGco_Ansar Salihin)
Likok Pulo IPMA. (LGco_Ansar Salihin)

Padangpanjang-LintasGayo.co : Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Aceh Padangpanjang Sumatera Barat akan menggelar pentas seni bernuansa seni budaya Aceh di salah satu warung mie Aceh Tabing, Kota Padang Sumatera Barat, Sabtu 18/10/2014.

Kegiatan yang digelar pukul 20.00 hingga 23.00 WIB tersebut bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Pelajar Aceh (HIMPAC) Sumatera Barat. Juga melibatkan beberapa organisasi seperti Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang serta komunitas seni lainnya.

Karya yang dipentaskan dari grup IPMA  diantarnya Tari Likok Pulo (salah satu tari tradisi Aceh), Sombu (kolaborasi musik rapai, serune kalee, didong dan diiringi dengan dzikir), Tampung Etnik (kolaborasi musik tradisi Aceh dengan musik modern serta persilangan musik daerah lainnya), dan hip hop oleh Mustafa (Kritikan kepada pelaku plagiat).

Sementara itu Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang mementaskan Musikalisasi Puisi Kopi dengan judul Kopi Ateng karya Awaluddin Ishak dan Nasib Petani Kopi karya Ansar Salihin, keduanya adalah penyair muda Bener Meriah dan penggiat Komunitas Seni Kuflet. Kedua karya ini dijadikan menjadi satu pertunjukan yang diaransemen oleh Padlun Alung (Penggiat Musik), pertunjukan ini juga diiringi dengan didong dan pepongoten (Kesenian tradisi dataran tinggi Gayo)

Ketua Umum IPMA, Muhammad Andismar kepada LintasGayo.co, Jum’at 17 Oktober 2014 mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka silatirahmi masyarakat Aceh se-Sumatera Barat.

“Kita bekerja sama dengan dengan Himpac Padang sebagai penyelenggara sementara IPMA Padangpanjang sebagai produksi karya yang ditampilkan. Selain itu juga pentas ini bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Aceh kepada masyarakat yang luas,” kata Muhammad Andismar.

Sementara koordinator pertunjukan tersebut, Padlun Alung menyebutkan Materi pertunjukan yang dipersembahkan nanti merupakan garapan kreativitas anggota IPMA dan Komunitas lainnya untuk dipersembahkan kepada masyarakat Aceh dan masayarakat Sumatera Barat.

“Kita sengaja pentas di warung yang disetting menjadi pentas, karena warung merupakan pusat informasi masyarakat. Meski dengan perlengkapan seadanya dan sangat minim yang dimiliki oleh IPMA, kita tetap berkreativitas untuk memperkenalkan seni dan budaya Aceh di rantau,” kata Padlun Alung.

(Ansar Salihin)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.