Kurma dan Glukagon, Pahlawan Puasa

oleh

 

Oleh : Eni Penalamni*

KURMA merupakan tumbuhan palem-paleman (arecaceae) yang mengandung monosakarida yaitu gula tunggal seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa (Wikipedia). Berbuka dan sahur dengan kurma adalah salah satu dari sunnah Rasulullah SAW. Seperti yang termaktub dalam sebuah hadits Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, diriwayatkan dari Anas bin Malik RA. Ia berkata “Rasulullah SAW biasa berbuka dengan beberapa biji ruthab (kurma masak yang belum jadi tamr) sebelum shalat maghrib. Jika tidak ada beberapa biji ruthab, cukup beberapa biji tamr (kurma kering). Jika tidak ada juga beliau minum beberapa teguk air”.

Bukan tanpa hikmah setiap sunnah yang Rasul contohkan, ketika puasa tubuh mengalami kekurangan kadar glukosa dalam tubuh. Molekul gula merupakan bahan bakar utama bagi kerja sel. Sel merupakan suatu pabrik mini yang berukuran mikroskopik namun menjadi asal muasal terjadinya segala mekanisme kehidupan.

Segala hal yang terlihat dengan kasat mata merupakan lanjutan mekanisme yang awalnya dilakukan dalam skala sel. Di dalam sel terjadi suatu reaksi yang disebut dengan metabolisme. Campbell dan Reece (2008) menjelaskan bahwa metabolisme secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi bagi sel.

Pengertian energi yang umumnya kita kenal ialah tenaga (Partanto dan Yuwono, 1994) sedangkan harfiahnya energi merupakan kemampuan untuk menyebabkan perubahan yang memiliki nilai penting karena beberapa bentuk energi dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan, seperti ketika menggunakan energi untuk berjalan dan di dalam tubuh sel menghabiskan energi dalam mentranspor zat-zat untuk melintasi membran.

Puasa merupakan suatu terapi alami untuk menjaga kesehatan, mungkin pernah terlintas dalam fikiran bagaimana bisa bertahan ketika tidak ada yang dimakan selam berjam-jam? Bukankah tubuh harus mendapat asup makanan setiap tiga jam, jika dihitung interval waktu dalam puasa maka ada empat kali dari setiap tiga jam tersebut tidak terpenuhi. Ya, kurang lebih dua belas jam. Diawali dengan makan dan minum pada saat sahur sebelum subuh hingga terbenam matahari menahan diri dari segala godaan yang membatalkan puasa.

Salah satu yang membatalkan puasa ialah memasukkan sesuatu ke dalam mulut dengan sengaja baik makanan maupun minuman. Logikanya, bukankah selama berpuasa aktivitas kehidupan tetap berjalan? Para petani tetap membersihkan ladang dan sawah untuk penuhi kebutuhan sehari-hari, para pegawai juga tetap bekerja menguras fikiran dan tenaga, para guru juga tetap mengajarkan ilmu untuk muridnya, para dokter juga tetap mengobati pasiennya.

Bukankah tubuh kehilangan energi yang tidak sebanding dengan energi yang masuk ke tubuh? Lalu mengapa tubuh tetap mampu beraktivitas sedang tubuh dan sel tidak hentinya menagalami metabolisme?

Subhanallah, kuasa Allah dalam memudahkan hambaNya untuk menyuarakan syukur padaNya. Segala yang diciptakanNya sungguh sempurna, di dalam tubuh terdapat suatu hormon yaitu glukagon. Keseimbangan metabolik pada tubuh manusia bergantung pada kadar gula darah, artinya ketika tubuh mengalami penurunan kadar gula darah (hipoglikemia) maka glukagon akan merangsang proses glikolisis dan lipolisis untuk tetap menyediakan energi bagi proses metabolisme. Keberadaan glukagon inilah yang memberi tubuh energi sehingga tetap dapat melakukan berbagai aktivitas meski dalam keadaan puasa yang menyebabkan kadar gula mengalami penurunan.

Glukagon merupakan hormon yang disiapkan Allah untuk menjadi pahlawan ketika sedang berpuasa, tidak kalah pentingnya dengan peranan kurma yang merupakan sunnah Rasulullah untuk sahur dan berbuka, yang dengan memakannya saja telah mampu kembalikan gula darah untuk kembalikan energi setelah beberapa jam tidak mendapat asup makanan. Karena kurma mengandung glukosa, fruktosa dan sukrosa yang kesemuanya merupakan monosakarida (gula tunggal) sehingga untuk pemanfaatannya tidak perlu mengalami penguraian-penguraian lagi. Berbeda halnya ketika berbuka dengan makanan-makanan lainnya yang mengandung disakarida maupun polisakarida yang dalam pemanfaatan gula darah harus mengalami penguraian terlebih dulu sebelum menjadi gula tunggal yang sederhana yang langsung bisa dimanfaatkan tubuh. Betapa Allah telah merancang kemudahahan untuk meningkatkan Taqwa padaNya. Manfaatkanlah. []

* Eni Penalamni merupakan mahasiswi MIPA Biologi Universitas Syahkula Banda Aceh.

Sumber : Campbel, N.A., Reece, B.J. 2008. Biologi Jilid 1. Diterjemahkan oleh Damaring Tyas. Wulandari. Erlangga, Jakarta. Campbel, N.A., Reece, B.J. 2008. Biologi Jilid 3. Diterjemahkan oleh Damaring Tyas. Wulandari. Erlangga, Jakarta.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kurma diakses pada 16 Mei 2017. Partanto, P.A., Yuwono, T. 1994. Kamus Kecil Bahasa Indonesia. Arkola Surabaya, Surabaya.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.