Gayo 2045?

oleh

Oleh : Darmawansyah*

Indonesia telah mendesain rancangan dimana keberadaan masyarakat Indonesia pada 15 dan 25 tahun kedepan, dimana kehidupan manusia Indonesia akan berubah total dari kondisi kehidupan saat ini. Pengaruh pengetahuan dan perkembangan teknologi memberikan sumbangan signifikan bagi perubahan sosiokultural masyarakat Indonesia.

Kajian ini dapat dilihat pada Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035 yang dikeluarkan oleh Kementerian pendidikan dan Kebudayaan pada Mei 2020 yang lalu, dalam catatannya bahwa perubahan kondisi masyarakat Indonesia berlangsung akibat dari perubahan teknologi, social dan lingkungan yang terjadi saat ini.

Pandemi covid-19 telah mempengaruhi perubahan di berbagai bidang diantaranya dalam bidang pendidikan dimana dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh (daring) sehingga sekolah dan warga sekolah harus cepat beradaptasi dengan system digital, di lain pihak pada lingkungan dunia kerja dan lembaga-lembaga pelayanan publik diharuskan mempercepat akses digital di semua sektornya.

Ketergantungan akan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan kondisi sosial masyarakat Indonesia di tahun-tahun yang akan datang, upaya untuk mengikuti perkembangan zaman dengan memasuki era teknologi artificial intelligence (AI) menjadi point penting bangsa Indonesia sehingga nantinya mampu beradaptasi dengan kondisi yang demikian adanya.

Otomatisasi penerapan teknologi di masa mendatang menjadi upaya membangun bangsa dalam menghadapi era 5.0 yang membentang di depan mata. Kondisi sosial kemasyarakatan juga akan mempengaruhi perkembangan pengetahuan dan teknologi sehingga membawa manusia pada perubahan demografi kependudukan, diantaranya tumbuhnya masyarakat migrasi dan urbanisasi di berbagai wilayah dan diprediksi 75% warga akan hidup diperkotaan.

Dalam kajian dirjen pajak ‘Indonesia 2045’ memberikan gambaran bahwa penduduk Indonesia akan meningkat hingga 309 juta penduduk dengan prosentase 52% usia produktif, 75% hidup diperkotaan dan 80% berpenghasilan menegah.

Hal ini menandakan bahwa mobilitas penduduk akan lebih besar diperkotaan ketimbang dipedesaan sehingga upaya dalam pengembangan potensi dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan, karena kondisi demikian memberikan gambaran bahwa bangsa Indonesia menjadi Negara dengan penduduk terbesar ke enam di dunia dan diharapkan pendapatan perkapita warga masyarakat mencapai US$ 29.000, di dukung oleh setruktur perekonomian yang lebih produktif.

Untuk mencapai harapan tersebut setidaknya ada beberapa pra syarat yang di penuhi, diantaranya inprastruktur yang memadai, SDM yang berkualitas tinggi, kemampuan adopsi teknologi, pembangunan daerah yang baik serta kebijakan ekonomi yang baik.

Dari beberapa pra syarat tersebut tidak terlepas dari SDM yang unggul, SDM merupakan pendorong untuk membangun bangsa menjadi bangsa yang bermartabat dan mandiri. Ketika SDM tidak unggul dan tidak mampu bersaing maka akan menjadi bangsa yang terus tertindas dan berada di bawah kaki para penjajah yang terus akan merusak keutuhan negeri.

Hasan Hanafi menyatakan bahwa sudah saatnya masyarakat mengekplorasi perjalanannya dalam sejarah, mutasi dari merujuk ke masa lampaunya ke orientasi masa depan. Bangsa Indonesia telah lama berkecimpung dalam jajahan diperkirakan kurang lebih 350 tahun berada dalam kangkangan penjajah.

Pahit getir di masa kolonial seharusnya menjadi pelajaran yang mengantarkan bangsa Indonesia untuk bangkit dan berdiri di atas kaki sendiri.

Bagaimana dengan Gayo? Akan kemanakah Gayo di tahun 2045 yang akan datang, masihkah ia eksis sebagai Gayo yang kini masih tegak berdiri? Semenjak reformasi dan penerapan undang-undang otonomi daerah Aceh, Gayo telah beranjak lebih kurang 20 tahun dalam kemandirian membangun daerahnya, namun hingga hari ini upaya untuk pembangunan SDM belum menjadi point unggulan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah di wilayah Gayo.

Sehingga seorang praktisi dan pemerhati pendidikan DR. Johansyah, MA mempertanyakan tentang blueprint pendidikan Gayo khususnya Kabupaten Aceh Tengah, dan bagaimana dengan kabupaten di tanah Gayo lainnya.

Blueprint merupakan kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.

Blueprint merupakan rencana kerja dalam melihat masa mendatang dalam meraih hasil yang diharapkan yang juga merupakan langkah dalam merealisasikan visi suatu lembaga. Sudah selayaknya mewujudkan blueprint pendidikan tanah Gayo dalam membangun SDM untuk menghadapi era 5.0 yang akan datang.

Gayo yang kini masih berkutat dalam eksplorasi identitas diri, tidak selayaknya terpokus hanya pada identitas diri yang lama telah menghilang tersebut, namun iringan orientasi pada eksistensi ke-Gayo-an dalam menghadapi masa mendatang juga harus menjadi point penting dalam membangun SDM hingga tidak menjadi bangsa yang tertinggal nantinya.

Gayo, negeri dengan harta melimpah, potensi alam yang sangat unggul di banding wilayah lain ‘uyem si ijo kupi bakoe’ merupakan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang seharusnya menjadi kebangggan masyarakat Gayo dan tidak selayaknya dieksploitasi oleh bangsa lain.

Nti osan ku pumuni jema pusaka si ara tenareng ni muyang datu ken ko bewenmu, merupakan amanah yang disampaikan kepada generasi penerus untuk menjaga dan memanfaatkannya, namun ketika upaya untuk menjaga amanah tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kualitas SDM generasi Gayo, dikhawatirkan SDA yang melimpah tersebut akan dieksploitasi serta menjadi milik orang lain.

Sudah sepatutnya upaya peningkatan kompetensi SDM generasi Gayo dalam menyongsong era 5.0 yang akan datang ini menjadi fokus kebijakan para pemangku kebijakan. Dengan kondisi realitas saat ini di mana semua sektor terutama sektor pendidikan masih membutuhkan uluran tangan dan kebijakan dalam membangun generasi Gayo.

Sektor pendidikan merupakan sektor terpenting dalam membangun SDM unggul di masa mendatang, output dan outcome menjadi acuan dalam meningkatan kualitas lembaga pendidikan dalam membangun SDM unggul tersebut.

2045 merupakan tahun yang di prediksi akan membawa manusia pada era kompetisi skill dan inovasi dimana semua lini sektor ketenagakerjaan akan berhadapan dengan inovasi dan skill dalam menjalankan kinerja dan pengembangan usaha atau lembaganya dalam persaingan global, oleh karenanya Gayo yang masih berada belum jauh tertinggal oleh wilayah-wilayah lain di Negara Indonesia ini dapat membangun blueprint yang konkrit dalam membangun SDM unggul generasi Gayo di masa mendatang.

Setidaknya output dan outcome dari semua jenjang lembaga pendidikan memiliki keluaran yang pasti dan jelas, sehingga tidak memberikan frame yang abtrak dalam membangun SDM Gayo 25 tahun yang akan datang. Identitas ke-gayo-an yang terwujud dalam nilai budaya Gayo menjadi wujud eksistensi urang Gayo yang selayaknya tidak menjadi daya tarik yang memberikan nilai yang timpang namun setidaknya terwujud dalam realita dan nyata dalam membangun bangsa Gayo yang telah mendiami negerinya selama ribuan tahun lalu, wo kedeng ko ken cermin remalan enti bertedoh nti mera kao tar duru bon jema dele. Allahu a’lam.

*Penulis adalah Staf Tenaga Kependidikan Pada MTsN 7 Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.