Takengon-LintasGayo.co : Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tengah mengaku kalang kabut alias kewalahan menangani bencana alam akibat tingginya curah hujan akhir tahun 2015 ini.
“Kami kewalahan tanggulangi bencana banjir dan longsor kali ini, hanya 2 dari 14 kecamatan yang tidak ada laporan bencana alam. Peralatan tidak memadai, belum lagi sampai ke satu tujuan bencana, sudah ada panggilan ke daerah bencana lain,” ungkap Sekretaris BPBD Aceh Tengah, Ahmad Sukhairi didampingi Kabid Kedaruratan, Arisa serta seorang staf lainnya saat ditemui di kantornya di Pendere Takengon, Jum’at 23 Oktober 2015.
Dicontohkan, alat berat jenis beko, yang standby di BPPD hanya satu unit. Selain itu juga peralatan penanganan bencana air, hanya ada perahu karet bermesin sementara perahu karet untuk air deras tidak punya.
“Kita betul-betul minim peralatan, hari ini kami terpaksa tidak bisa memfasilitasi relawan dari FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia) Aceh Tengah yang ingin turun ke Berawang Baro yang dikurung banjir karena tidak punya perahu karet untuk air deras,” kata Ahmad Sukhairi. Dia menyebut hanya Kecamatan Rusip dan Atu Lintang yang belum ada laporan bencana.
Saat ditanya keberadaan Kepala BPBD, dia menjawab atasannya sedang berada di luar daerah dalam rangka tugas kedinasan. (GM)