REDELONG-LintasGAYO.co : Kabar mengejutkan datang dari tenaga medis di Bener Meriah. Direktur RSUD Muyang Kute, dr. Sri Tabahhati, Sp.An dilaporkan sering bolak-balik Medan-Bener Meriah yang membuat sejumlah pegawai di rumah sakit daerah tersebut resah.
Dari informasi yang diterima LintasGAYO.co dari internal RSUD Muyang Kute Bener Meriah, Sri Tabahhati begitu pulang dari Medan Sumatera Utara yang notabennya menjadi zona merah penyebaran Covid-19, tidak langsung mengkarantina diri.
Dirinya malah langsung masuk kantor dan sering memimpin rapat. Hal ini membuat para pekerja di rumah sakit tersebut menjadi resah.
Teranyar, Direktur Muyang Kute tampak mendampingi Abuya Sarkawi Bupati Bener Meriah berobat ke Medan.
Secara protokol kesehatan, bukan hal mustahil Direktur yang juga seorang dokter itu paham akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan saat baru tiba dari zona merah.
Hal ini menjadikan publik bertanya, semakin bobroknya penanganan Covid-19 di Bener Meriah yang hanya melakukan pengawasan terhadap masyarakat namun tidak kepada pejabatnya.
Sebagaimana diutarakan oleh Direktur Ramung Institute, Waladan Yoga, Sabtu 6 Juni 2020. Menurutnya, dari seringnya Direktur Muyang Kute bolak-balik Medan-Bener Meriah harusnya mengkarantina diri dulu selama 14 hari.
“Jika tidak dilakukan akan menjadi preseden buruk bagi Pemerintah Bener Meriah. Citranya dimasyarakat akan terus merosot, harusnya pejabat yang terlebih dulu kasih contoh, bukan malah mengabaikan,” tegasnya.
Ia pun mendesak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Bener Meriah untuk tegas terhadap para pejabat yang baru kembali dari zona merah.
“Jika kemungkinan terburuk terjadi Direktur itu dinyatakan positif Covid-19, apa yang terjadi dengan rumah sakit Muyang Kute, kita tak bisa membayangkan lagi. Bisa-bisa Muyang Kute langsung tutup,” katanya.
“Gugus tugas harus tegas, jika perlu segera lakukan isolasi terhadap Direktur ity di BLK Pante Raya, agar dia tahu makna isolasi sebenarnya. Bagaimana mau masyarakatnya menjalankan protokol kesehatan, jika pejabatnya saja abai, jangan hanya mengimbau kepada masyarakat, tapi aturan itu tak berlaku ke pejabat. Miris kita melihatnya,” tandas Waladan Yoga.
[Darmawan]