Kalau Enggak Mau Berdamai, Promotor Segera Siapkan Ring Tinju Bebas

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Pada masa Penjajah Belanda berkuasa di Tanah Gayo, kata orang-orang tua, pribumi di bawah tekanan dan dipaksa melawan pasukannya yang berasal dari Ambon. Mereka berbadan besar, berkulit hitam dan kuat. Secara fisik, peluang pribumi untuk menang sangat kecil.

Walaupun secara fisik tidak seimbang, tidak sedikit para Ambon itu kalah. Pertandingan itu tidak ubah seperti harimau mengejar rusa. Pribumi seperti rusa sekuat tenaga mengumpulkan semangat untuk hidup. Sedangkan para Ambon bertarung untuk kepuasan tuannya, penjajah Belanda.

Selanjutnya, pada masa penjajah Jepang, mereka memaksa sesama pribumi saling adu kepalanya seperti laga kambing. Tujuannya agar orang pribumi geger otak dan menjadi bodoh karena terus menerus dihantukkan kepala dengan kepala. Begitulah sedihnya kehidupan nenek moyang kita demi untuk bertahan hidup.

Hampir-hampir mirip, pada zaman PT. KKA mulai mengeksploitasi pinus Gayo, untuk bisa diterima bekerja pada perusahaan BUMN itu, para pemuda harus menunjukkan kekuatan. Tidak jarang para jagoan diadu dalam satu ring. Pemenangnya berhak bekerja pada perusahaan yang memproduksi bahan kertas kantong semen itu.

Pertarungan, apapun tujuannya! Ketika akal sehat sudah tidak digunakan, maka kekuatan fisik diperlukan untuk menguji sebuah kebenaran. Itulah prinsif hidup yang tidak lazim, namun kadang tidak ada pilihan. Masalahnya, apa jadinya kalau pemimpin sudah main kasar, bahkan cenderung adu fisik?

Seperti kita tahu, pemimpin adalah representasi dari rakyatnya. Kalau pemimpin suka caci maki, sumpah serapah, menggertak atau ingin bertinju bebas dalam satu ring, berarti demikianlah watak rakyat umumnya di suatu negeri itu. Oleh karenanya agar tidak sia-sia watak manusia dalam negeri itu, maka buatlah ring tinju bebas untuk mencari bakat yang potensial.

Pemenang di tingkat kabupaten akan dikirim mengikuti event tingkat provinsi, nasional, Asia Tenggara, Asia, bahkan dunia. Siapapun yang menang tinju bebas pada tingkat provinsi saja, tentu akan mengharumkan nama daerah.

Kadis Disparpora selaku promotor dalam sebuah diskusi imajiner sangat mendukung proyek pembangunan ring tinju bebas dengan fasilitas lux; proyek tersebut sebagai dukungan bagi kelompok yang tidak mau berdamai.

(Mendale, Jum’at, 29 Mei 2020)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.