[Puisi] Jiwa-Jiwa Yang Berjiwa
Oleh : Sukma Dewi*
Pada akhirnya kami harus melepas satu persatu pendampingan
Bukan tak lagi sayang atau karena ingin dibuang
Karena insan sudah hidup lebih layak dan mandiri
SEJAM tak mungkin selamanya ada di sisi
Kau sudah kuat untuk berlari
Kami masih harus terus jauh melangkah
Menemukan orang-orang baru untuk dibantu
Oleh kemurahan hati dan rizki
Melepaskan tangan perlahan tanpa resah dan gelisah
Semoga dipahami, jangan diselami
Hanya relakan untuk mengerti
Kami tidak menghilang, hanya mulai berbayang melalui remang-remang
Perlahan menjauh terbang lantas tetap memantau dari kejauhan
Apa kalian bahagia di sana
Karena kami tak ingin nanti kalian mulai mencintai
Merasa memiliki, mulai tak bisa sendiri dan lupa diri
Lupa nikmat dan rahmat Ilahi yang wajib disyukuri
Cinta yang dalam itu simpan untuk keluarga dan Allah saja
Pada akhirnya kami bukan siapa-siapa
Hanya angin embun hinggap sesaat memberi sejuk
Melepas dahaga lantas menguap bersama cahaya
Hilang bersama senja melanjutkan amal jariah lainnya
Memikul amanah jamaah untuk yang belum terjamah
Kami takut salah di dunia dan di akhirat bisa jadi masalah
Wahai dampingan, kau telah merekah dengan kuntum bunga indah
Teruslah melangkah dan jangan ragu
Karena Allah ada pada setiap sujud dan doa hambanya
Ingat sekedar saja bahwa kami pernah singgah di sana
Sebagai sebuah catatan sang kurir sedekah perantara jamaah
Sebuah ingatan bahwa kau tak pernah sendiri
21 Mei 2020
Sukma Dewi, adalah ketua organisasi “Sejam “. Lahir Samalanga pada tanggal 1 Februari 1988, alummi SMA No. 1 Lhoukseumawe tinggal di Kreung Geuurukueh, Aceh.
*Puisi ini diaktualisasikan dari kerja nyata organisasi SEJAM dalam menghimpum sedekah para dermawan untuk membantu dan menyalurkannya serta mendampingi kaum yang kurang beruntung. [SY]