Naufal Darmawan, Buat Usaha Pembenihan Ikan Untuk Biayai Kuliah dan Keluarga

oleh

Naufal Darmawan, seorang pemuda milenial yang sekarang sedang menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Gajah Putih Takengon.

Ia kini mencoba peruntungan di dunia perikanan untuk membiayai kuliah dan keluarganya.

Naufal kelahiran Kampung Bale Takengon ini, awalnya tertarik terjun kedunia perikanan, karena sejak kecil orang tuanya memang telah dekat dengan dunia perikanan.

Memiliki kolam di sekitaran rumah tempat ia tinggal di kawasan Kampung Ie Reulup Kecamatan Pegasing, telah membuat Naufal termotivasi untuk melakukan usaha pembenihan.

Anak pertama dari empat berasudara dari pasangan Hasanudin dan Hulwani ini, yakin usaha ini akan bisa berkembang karena permintaan benih yang setiap hari datang kekediaman mereka di kampung tersebut.

Usaha Orang tuanya yang selama ini bersawah, namun menurutnya masih kurang optimal dalam membiayai pendidikannya.

Hal itu, membuat pemuda ini memilih pembenihan ikan sebagai usahanya. Berdasarkan pengalamannya bersawah yang dikelola oleh keluarga, produktivitasnya relatif rendah sehingga ingin memanfaatkan secara maksimal lahan sawah yang dikelola orang tuanya selama ini.

Dari pengalaman keluarganya, 2 kaleng benih padi hanya menghasilkan padi 3 Kunca dengan nominal Rp.6.000.000 pertahun (sekali tanam).

Menurutnya itu tidak mampu memperbaiki ekonomi keluarganya sehingga Naufal termotivasi beralih ke pembenihan perikanan dan minapadi. Tidak mudah sebenarnya sampai pada titik saat ini.

Apalagi dalam membuka usaha budidaya, tentu bnyak rintangan dan hambatan terutama modal dan lahan yang cocok untuk pembenihan. Namun berkat kerja keras dan mau belajar membuat Naufal memberanikan diri untuk memulai usaha ini.

Naufal sendiri banyak belajar dari praktisi diantaranya dibekali oleh Dinas Perikanan Aceh Tengah dan UPTD BBI Lukup Badak. Selain itu, karena kuliah Naufal berkaitan dengan dunia yang sedang digeluti, membuat proses usahanya itu mendukung.

Motivasi Naufal untuk membuka usaha pembenihan ini, sebenarnya hanya ingin menjadi pengusaha mandiri di usia muda, tanpa tergantung pada pemerintah atau swasta untuk mencari pekerjaan.

Selain itu Naufal berkeyakinan bahwa usaha perikanan sangat menjanjikan di Kabupaten Aceh Tengah. Setiap hari orang makan ikan dan berkeyakinan bahwa harga ikan tidak berfluktuasi tajam seperti komoditas pertanian lainnya.

Tahun 2019 dengan bekal ilmu yang ada, Naufal memulai usaha pembenihan Nila di Kampung Pedekok Kecamatan Pegasing. Butuh kerja keras dan keyakinan bisa menjalankan usaha pembenihan.

Dengan bantuan modal dari beberapa kolega, dan rasa saling percaya sekarang Naufal sudah mendapat penghasilan bersih Rp. 2.200.000/bulan. Rata-rata produksi benih setiap bulannya tidak kurang dari 10.000 benih ukuran 3-5 cm.

Harapannya banyak pemuda di Kabupaten Aceh Tengah yang mengikuti jejaknya terutama teman-teman budidaya perairan yang telah memiliki ilmu perikanan, terkhusus bagi teman-temannya di Universitas Gajah Putih untuk membuka usaha perikanan.

Hal itu menurutnya, efektif menjaga ketersediaan benih dan ketersediaan ikan di Kabupaten Aceh Tengah dapat meningkat. Dengan membuka usaha pembenihan maupun pembesaran ikan membuka lapangan pekerjaan bagi masyakat Aceh Tengah dan meningkatkan konsumsi ikan dan pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Aceh Tengah.

[Iwan Hasri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.