Berburu Kuliner Burung Puyuh Goreng di Lapangan Pacuan Kuda Sengeda

oleh

Pacuan kuda tradisional Gayo selalu saja dinantikan oleh masyarakat. Sebagai pesta rakyat terakbar bagi masyarakat Gayo, ajang pacuan kuda tak hanya sebatas pergi ke lapangan lalu menonton kuda berpacu.

Namun lebih dari itu, event ini juga dijadikan sebagian pedagang mengais rizki. Seperti yang terlihat di Lapangan Sengeda, Bener Meriah. Event pacuan kali ini, digelar dalam rangka GamiFEST 2020 mulai 27 Januari hingga 2 Februari 2020.

Sama seperti event sebelumnya, setiap event pacuan kuda, para pedagang berduyun-duyun menjajakkan dagangannya, mulai dari baju anak-anak hingga dewasa, jam tangan serta pernak-pernik lainnya, tak ketinggalan warung kopi, nasi, dan gorengan renyah serta bisnis anak muda lewat mobil coffee shop memadati pinggir lapangan pacuan kuda.

Hari mulai senja dan para pengunjung pun mulai meninggalkan Lapangan Sengeda, sambil duduk-duduk di samping mobil coffee shop mata tertuju kepada salah seorang pedagang yang sedang menggoreng. Lapak gorengannya biasa saja, namun yang unik dari lapak tersebut adalah yang digorengnya, yaitu burung puyuh, kepiting dan udang.

Pak Manan begitu disapa ketika saya mencicipi gorengan burung puyuh tersebut di belakang tribun; tepatnya pintu masuk menuju tribun utama, burung ini berasal dari Aceh Timur katanya, kepiting dan udang juga berasal dari sana.

“Selama pacuan kuda, Alhamdulillah penjualan meningkat, khususnya anak-anak banyak yang menyukai gorengan burung puyuh ini,” ujar pak Manan.

Di hari-hari biasa, saya sering melihat pak Manan membuka lapak gorengannya di Simpang Balik. Oleh karena itu, merasa penasaran maka saya pun mencicipinya, ternyata gurih dan renyah.

Satu ekor burung puyuh goreng dihargai dengan Rp. 10.000; sementara kepiting dan udang Rp.5000; satu tusuk. Mau coba gorengan burung puyuh gurih dan renyah ini dari gorengan pak Manan yang telah menggoreng selama 10 tahun. Ayo berkuliner ke lapangan pacuan kuda Sengeda, Bener Meriah, dan menikmati event pacuan kuda tradisional dataran tanah tinggi Gayo.

[Husaini Algayoni/DM]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.