Semoga Tidak Ada Gugatan Puasa Ulang

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Alhamdulillah, tidak terasa puasa ramadhan tinggal seminggu lagi. Namun sedih rasanya kalau bulan ramadhan ini cepat berlalu. Masalahnya ukuran berat dan tinggi badan sudah mulai seimbang, dikhawatirkan terjadi balas dendam yang tidak terkendali dalam hal porsi makanan pada saat lebaran tiba.

Ketika datang berita akan memasuki bulan ramadhan, ada benci dan rindu di sana atau boleh disebut ada berita baik dan berita buruk. Mungkin berita buruknya apapun pangkat, jabatan dan profesi kita wajib tahan haus dan lapar yang hikmahnya paling kurang dalam waktu sebulan ada kesetaraan antara orang kaya dan miskin.

Berita baiknya seperti yang sering kita dengar dari ustadz dan ulama bahwa pada bulan ramadhan bau nafas orang yang berpuasa disetarakan dengan wangi kasturi di sisi Allah Subhanahu wata’ala, serta jaga dan tidurnya dianggap ibadah, juga bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Duh, nikmat mana lagi yang kita dustakan.

Bulan ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim gugat menggugat. Apalagi pasca pileg dan pilpres, bagi pihak yang merasa tidak puas dengan kekalahannya, diberi ruang menggugat ke MK. Itu adalah hak konstitusional atau satu upaya kanalisasi dari kemungkinan anarkhis.

Soal puasa, secara pribadi saya berharap, jangan ada gugatan puasa ulang. Saya yang lemah iman ini tidak mampu mengulang puasa yang sudah saya jalankan 23 hari sampai dengan waktu berbuka. Semoga sisa puasa tujuh hari ke depan tidak ada godaan yang menyebabkan kita harus mengganti atau mengulang puasa di luar bulan ramadhan. Amiin Ya Allahu Akbar!

(Mendale, 28 Mei 2019)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.