Ramadhan dalam Kerangka Makalah

oleh

Oleh : Shabirin Arga*

Perjalanan kita dari satu Ramadhan ke Ramadhan berikutnya merupakan takdir dan nikmat Allah yang sudah ditetapkan.

Ramadhan lalu telah menjadi bagian sejarah dalam hidup manusia dan Ramadhan ini akan menjadi bagian sejarah dikemudian hari. Pertanyaannya apakah sejarah Ramadhan kemarin jauh lebih baik daripada sejarah Ramadhan yang akan datang?

Oleh karena itu, perlunya melakukan pembaharuan Ramadhan yang telah lalu, untuk mencapai puncak kualitas yang terbaik seperti yang diharapkan dan direncanakan.

Penguatan ilmu dan tekad perlu dipertajam dalam sebuah kerangka makalah yang bernama Ramadhan, agar karya Ramadhan kali ini jauh lebih produktif dibanding Ramadhan sebelumnya.

Pembaharuan ini dilakukan karena Ramadhan merupakan moment yang sangat sakral, kehadirannya hanya sekali dalam satu tahun.

Perlu kita ketahui bahwa Ramadhan ditahun 2018 hanya sekali dilewati sepanjang hidup, pun begitu  Ramadhan di tahun 2019 ini. Hanya akan sekali saja dan tidak pernah terulang kembali.  Jika Ramadhan kali ini tidak maksimal, kita boleh berpikir ada kesempatan untuk memperbaiki diri di Ramadhan berikutnya, tapi siapa yang mampu menjawab tentang waktu, yang menjadi misteri dalam kehidupan manusia?

Apakah waktu kita akan sampai pada Ramadhan tahun 2020 mendatang? Bukankah ini menjadi rahasia Allah tanpa satu orangpun yang mendapatkan bisikan tentang kematian.

Maka sekali lagi perlu melakukan evaluasi dan renungan secara pribadi, untuk menggambarkan dan menguatkan gambaran Ramadhan yang akan kita jalani dalam kerangka makalah. Untuk memudahkan kita dalam memetakanya, maka dibagi menjadi empat bagian:

Pertama, Bagian Pendahuluan. Dalam bagian ini kita perlu memahami alasan kenapa Ramadhan menjadi moment yang begitu sakral bagi individu muslim, setidaknya kita memahami bahwa kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan merupakan bagian dari rukun Islam, maka tidak ada pengecuali seperti halnya perintah berhaji bagi orang mampu.

Jika Ramadhan tidak ditunaikan maka tidaklah sempurna keislaman seseorang. Swlain itu, perlu untuk melakukan penguatan terhadap niat dan tujuan seseorang dalam berpuasa, sebagai imun atau energi untuk menjalankan puasa Ramadhan.

Kedua, Bagian Landasan Teori. Pada bagian ini kajian terhadap bab ilmu dalam berpuasa. Tentu agar Ramadhan itu menjadi maksimal maka perlunya setiap amal dilandasi dengan ilmu, bukan sekedar mengerjakan dan sekedar ikut-ikutan belaka. Amal yang dilandasi dengan ilmu tentu jauh akan lebih maksimal dan tanpa keraguan.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada penuntun.”

Al Hasan Al-Bashri rahimahullah juga pernah berkata:Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan.” 

Apa yang dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri menunjukkan bahwa sebagian orang karena sibuknya dengan ibadah tidak mau memperhatikan ilmu.Sehingga ibadahnya pun hanya bermodalkan semangat saja.


Ketiga, Pembahasan atau isi. Bagian yang perlu dibahas adalah target apa yang akan diplaning dan agenda-agenda  apa yang akan mengisi Ramadhan kita. Ini perlu direncanakan dengan baik dan realitis, agar Ramadhan kita tidak berlalu begitu saja. Berapa tilawah sehari yang akan ditargetkan? Apakah Ramadhan kali ini akan bertambah hafalan Qur’annya? Dan target ibadah-ibadah sunah lainya.

Keempat, Bagian Kesimpulan.

Akhir atau kesimpulan dari Ramadhan ini adalah Taqwa. Ini gelar dan cita-cita yang ingin kita kejar, taqwalah goal yang ingin kita capai. Karena kedudukan tertinggi di sisi Allah adalah Taqwa, apapun profesi seseorang, baik laki-laki maupun perempuan, tua ataupun muda.

Kesimpulan ini perlu kita renungkan dari Ramadhan ke Ramadhan, agar ada keinginan untuk memperbaiki dan meningkat kualitas diri dari tahun ke tahun. Makna yang tersirat dalam surat Al-baqarah ayat 183 merupakan harapan sang Ilahi agar hambanya lulus menjadi orang-orang yang bertaqwa sebagai ganjaran ibadah puasa.

*penulis adlah Ketua KAMMI Bandung

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.