Assesor Sertifikasi Kompetensi Pemandu Arung Jeram, Mangun Winata ; Potensi Wisata Gayo Luar Biasa!

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Salah seorang assesor saat Bimtek dan Sertifikasi Kompetensi pemandu arung jeram pada Koperasi Wisata Alam Gayo, Mangun Winata dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pramuwisata Indonesia (LSP Pramindo), saat menutup kegiatan tersebut, Selasa 15 April 2019 di Takengon mengatakan bahwa LSP ini khusus mensertifikasi dalam bidang pemanduan.

“LSP ini khusus mensertifikasi dalam bidang pemanduan 40 bidang termasuk arung jeram, panjat tebing, paralayang, ekowisata gunung serta diving dan masih banyak lagi,” kata Mangun Winata.

Ia menjelaskan bahwa pemandu arung jeram yang telah mengikuti proses ini dan telah dinyatakan lulus akan memegang sertifikat kompetensi pemandu arung jeram selama 3 tahun.

“Jadi jika seorang pemandu telah dinyatakan kompeten, maka umur sertifikatnya adalah 3 tahun. Dan harus diperbaharui dengan cara mencatat setiap kegiatan pemanduan. Ini tujuan Pemerintah sebenarnya, untuk meningkatkan kualitas pemandu wisata di Indonesia dan mampu bersaing di dunia,” terangnya.

“Upaya ini dilakukan Pemerintah sekaligus menjadi data base bagi pemandu-pemandu yang telah dinyatakan berkompeten. Saat mendaftar pemandu harus menyertakan NIK, tujuannya adalah sebagai data base dalam bidang pemanduan. Begitu nanti di negara lain ada yang mencari arung jeram di Indonesia, akan keluar nama-nama itu sebagai pemandu arung jeram. Disitu nantinya juga akan tertera profil pemandu,” tambah Mangun Winata.

Mangun Winata mengaku pertama kali menginjakkan kaki di sungai Peusangan tepatnya di kawasan Lukup Badak yang menjadi basecamp Koperasi Wisata Alam Gayo, tidak ada hal menarik dari segi arus sungai.

“Jujur saya katakan itu. Masa sungai tenang begini pemandunya harus di sertifikasi buat tubing aja, arusnya tenang begitu. Anggapan saya ternyata salah, setelah diajak oleh beberapa pemandu ke lokasi arung jeram sungguhan. Setelah saya lihat, ternyata sungainya beriak. Saya diajak turun, saya mencari alasan saya bawa baju cuman sedikit. Saya jadi takut, karena apa? karena belum ada yang bersertifikasi, nanti setelah rekan-rekan lulus baru saya coba,” canda Mangon.

“Disituusaya lihat, arung jeramnya lumayan dan cukup panjang. Wah dalam hati saya ini baru namanya arung jeram. Kemudian saya ngomong dengan ahlinya Pak Johanis Lede sebagai Ketua Bidang Bina Prestasi PB FAJI yang sudah mengarungi sungai-sungai cukup banyak. Dia bilang, ini sungai sangat luar biasa. Bukan hanya sungainya saja, tetapi semua potensinya juga luar biasa. Tinggal dikelola dengan baik saja,” tambahnya.

Dia menilai, belum adanya pembanding objek-objek di dataran tinggi Gayo menjadi salah satu lambatnya perkembangan wisata di daerah ini. “Nanti kalau sudah ada pembanding, semuanya potensi itu akan biasa dijual dengan sendirinya,” demikian Mangun Winata.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.