Pelajaran dari Ziarah Kubur ke Makam Reje Linge

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Secara ringkas manusia akan mengalami tiga fase kehidupan yaitu; makan, makam dan maqom.

Fase makan adalah tempat di mana kita menjalani hidup dan kehidupan serta melaluinya dengan penderitaan dan kebahagiaan, sedangkan fase makam adalah ketika jatah hidup telah habis lalu dikubur.

Siapapun yang meninggal dan dikuburkan pasti ada ilmu yang ditinggalkan tergantung kepada amal dan perbuatannya ketika mereka mengalami fase makan.

Sedangkan jasad ahli kubur juga mengalami empat keadaan. Bagi ahli syariat akan mati busuk kemudian kembali menjadi tanah, sedangkan jasad ahli tarekat akan mengalami layu. Bagi ahli hakikat akan tetap berjasad utuh dan jasad ahli ma’rifat akan menghilang.

Ziarah kubur itu penting, bukan sekedar mendapatkan keberkahan ilmu tetapi ziarah hakikatnya adalah menggali dan mengkaji sejarah dalam rangka menemukan kesejatian diri agar sempurna ketauhidan kita.

Pada batu nisan makam para Sultan Kerajaan Linge bertuliskan kalimat Tauhid “Lailahaillallah” merupakan petunjuk bagi anak cucunya bahwa hakikat Tauhid adalah tahu diri berdasarkan ilmu tasauf “Man arafa nafsahu, faqad arafa Rabbahu” atau siapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Rabb-nya

Nah, pada fase maqom adalah fase di mana siapakah sejatinya ahli kubur hari ini. Itulah isyarat dari hadits Nabi “Uthlubul ilma walau bisshin” atau tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

(Linge, 3 April 2019)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.