Apa Itu Cinta?

oleh

Oleh : Husaini Muzakir Algayoni*

“Cinta itu seperti seni, maka harus paham apa itu cinta. Untuk menjadi pribadi yang mencintai fokus pada bagaimana cara mencintai yang baik, bukan apa yang dicintai.” -Erich Fromm-

Manusia ada karena ada cinta dari dua insan (laki-laki dan perempuan) yang saling mencintai, Allah menciptakan hati untuk manusia sehingga bisa mencintai dan saling mencintai antar sesama karena relasi paling agung antar manusia adalah cinta. Oleh karena itu, cinta bagi manusia adalah anugerah dan fitrah.

Cinta, apa sebenarnya cinta dan apa definisi cinta? Cinta merupakan kata yang selalu diucapkan oleh bibir yang berkaitan dengan hati, terlebih bagi orang yang sedang jatuh cinta. Setiap orang pasti mempunyai makna yang berbeda-beda dalam mendefinisikan cinta sesuai dengan pengalaman dan pemikirannya, tidak heran kalau filosof banyak yang membahas tentang cinta dalam filsafatnya. Mari kita telusuri bersama-sama, apa itu cinta?
Cinta berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya pertimbangan dan pemikiran, istilah cinta bara artinya hanyut dalam pikiran, orang yang terpesona dalam pikiran. Kata cinta juga diartikan dengan tali, makanya kalau orang putus cinta berarti talinya putus.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cinta berarti rasa sangat kasih dan sayang atau sangat tertarik hatinya (antara laki-laki dan perempuan), birahi, menyukai, menaruh kasih sayang, selalu teringat dan terpikir dalam hati. Sementara dalam Kamus Filsafat karangan Lorens Bagus mengartikan bahwa cinta istilah latinnya adalah amor dan caritas, istilah Yunaninya philia, eros dan agape. Philia mempunyai konotasi cinta yang terdapat dalam persahabatan, amor dan eros adalah jenis cinta berdasarkan keinginan. Caritas dan agape merupakan tipe cinta yang lebih tinggi dan yang tidak mementingkan diri sendiri.

Dari pengertian di atas, maka ada beberapa jenis-jenis cinta, yaitu: pertama, cinta jasmaniah: fisik; keterkaitan yang ada hubungannya dengan lawan jenis. Maka cinta dengan istilah eros (dewa cinta Yunani) yaitu keinginan dilambangkan dengan panah, hati-hati dengan panahnya eros yang sering kita dengar. Kedua, cinta persahabatan, kasih sesama, yang berasal dari kata philia sehingga filsafat berasal dari kata philia dan sophia. Ketiga, cinta ketuhanan, cinta ini digambarkan oleh sufi wanita bernama Rabi’ah al-Adawiyah (al-Mahabbah), Suhrawardi al-Maqtul dan lain-lain.

Sementara itu Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (691-751 H) dalam bukunya Raudhatul Muhibbin (Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu) menuliskan sedikitnya ada enam puluh buah nama untuk cinta, setiap nama tersebut mempunyai arti masing-masing. Namun, saya tidak menuliskan secara keseluruhan, disini saya hanya menulis dua saja yang sering kita dengar yaitu al-Mahabbah dan asy-Syauq.

Al-Mahabbah berasal dari kata al-habab yang berarti air yang meluap ketika hujan deras turun. Maka dengan demikian, kata al-Mahabbah berarti meluapnya hasrat dalam hati ketika ia merindukan perjumpaan dengan yang dicintainya. Ada pula yang berpendapat bahwa kata al-mahabbah berarti teguh dan tetap diam, seakan-akan hati seorang pecinta telah tetap/diam terhadap orang yang dicintainya dan tidak dapat berpindah lagi kepada yang lain. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa al-mahabbah berarti gundah atau tidak tenang.

Asy-Syauq berarti perjalanan hati menuju orang yang dicintai, kata asy-syauq merupakan mashdar dari kata kerja syaqa-yasyuqu yang digunakan jika seseorang merasakan kerinduan (al-isytiyaq). Asy-syauq (kerinduan) yang muncul ketika terjadinya perjumpaan dan terjalinnya hubungan dengan sang kekasih, menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah sebenarnya berbeda dengan asy-syauq (kerinduan) yang muncul ketika sang kekasih masih berjauhan dengan sang pecinta.

Ibn Hazm al-Andalusi (w. 456 H) menjelaskan bahwa cinta memiliki makna yang dalam, indah dan agung. Tidak ada kuasa yang melukiskan keindahan dan keagungannya. Hakikat cinta tidak dapat ditemukan selain dengan segenap kesungguhan pengamatan dan penjiwaan.

Cinta tidak dapat dimusuhi agama dan tidak dilarang syariat-Nya, cinta adalah urusan hati, sementara hati adalah urusan Ilahi. Cinta adalah penghubung jiwa-jiwa manusia yang beragam corak dan warna, sementara jiwa adalah inti kemuliaan manusia. Cinta adalah bayang-bayang indah yang terpateri dalam jiwa, cinta adalah kasih yang terukir dalam hati.

Cinta dalam pandangan Erich Fromm (1900-1980) seorang psikolog sosial, sosiologi, humanis dan filsuf berkebangsaan Jerman, memandang bahwa cinta itu seperti seni. Oleh karena itu, harus paham apa itu cinta dan harus mempraktikkannya. Jadi urusannya bukan apa yang dicintai tapi bagaimana mencintai. Untuk menjadi pribadi yang mencintai fokuslah pada bagaimana cara mencintai yang baik, bukan apa yang kita cintai kata Erich Fromm.

Pandangan Erich Fromm tentang cinta menarik untuk dikaji khususnya bagi orang-orang yang telah kehilangan rasa cinta dalam dirinya, menurut Erich Fromm orang salah dalam memandang cinta karena orang sering memandang mencintai pertama-tama harus ada yang dicintai, menurut Erich Fromm tidak bahwa pertama-tama harus mencintai yang baik dan benar. Jadi, menurut Erich Fromm cinta adalah aktif tidak pasif dan cinta itu bukan jatuh cinta tapi cinta itu membangun cinta. Oleh karena itu, Erich Fromm menegaskan pelajarilah cinta dengan baik sehingga paham apa itu cinta.

Demikian penjelasan singkat tentang cinta dalam tulisan ini, semoga kita mengetahui sedikit banyaknya apa itu cinta. Para pembaca budiman silahkan mengambil kesimpulan masing-masing dan mendefinisikan cinta sesuai dengan pemikiran atau dari pengalaman yang telah dijalani dalam kehidupan percintaaan. Bagi yang mengalami percintaan dengan indah seperti Sakh Rukh Khan dengan Kajolnya maka akan memandang cinta itu indah, sebaliknya jika cinta itu seperti kehidupan Qais bersama Laila atau seperti Zainuddin bersama Hayati maka cinta bagaikan kegelapan yang membawa luka pada kehidupan. Nah, apa itu cinta?

*Penulis: Kolumnis LintasGAYO.co

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.