Di Gayo, Ini Kata Mujarab Ibu untuk Anak Gadisnya

oleh
Foto : Aman Renggali

Catatan : Zuhra Ruhmi*

Menjadi perempuan yang santun, rajin, telaten dan berakhlakul karimah merupakan harapan dari ibu untuk anak gadisnya. Begitupun di masyarakat Gayo. Sejak kecil anak perempuan telah diajari dan dibiasakan untuk berakhlak yang baik, rajin juga telaten.

Maka untuk melatih kebaikan-kebaikan tersebut tak jarang seorang ibu akan mengeluarkan jurus terbaik. Setiap orang di setiap daerah pasti memiliki cara yang berbeda untuk memberi motivasi agar seorang anak melakukan harapan orangtuanya. Umumnya, Orangtua di Gayo,khususnya ibu yang sering berinteraksi dengan anak beru (anak gadis, Gayo-Red) menggunkan kata mujarab agar seorang anak dengan segera melakukan apa yang diperintahkannya.

Salah satu kata yang kerap digunakan oleh ibu adalah “Kune kahe i umah ni inen tuemu (Bagaimana jika sudah di rumah mertua). Siapa yang memulai dan entah kapan dimulai kata ini benar-benar menjadi kata yang mujarab untuk segera melakukan apa yang ibu perintahkan.

Sejak kecil, kata ini sering kali penulis dengar dari Ibu, nenek, bibik, kakak atau kerabat lain ketika melakukan sesuatu tidak sempurna. Misalnya sedang menyapu rumah, tapi ada sampah yang tertinggal, maka para orangtua entah ibu, kakak atau bibik akan segera mengatakan kune kahe ike i umah inen tuemu?

Meski tak terlalu mengerti apa kaitan antara melakukan pekerjaan yang kurang sempurna dengan ketika di rumah mertua. Tapi, dengan seketika kita akan menyapu kembali sisa sampah yang belum beres, begitupun ketika memasak atau pekerjaan lainnya.

Ketika makan malam, lain cerita. Semua anggota keluarga telah duduk bersama di dapur tanpa meja makan. Maka cara duduk laki-laki dan perempuan berbeda, lelaki lazimnya duduk dengan bersila, dan sudah menjadi kebiasaan jika perempuan duduk dengan témpuh (duduk seperti tasyahud akhir ketika shalat). Ketika perempuan duduk bersila maka akan ditegur dengan kata yang sama, kune kahe ike i umah ni inen tue mu. Maka secara otomatis kesalahan duduk bersila akan langsung diganti dengan témpuh.

Ketika umur telah beranjak semakin dewasa, kemudian kita mulai mengerti, ternyata kata mujarab ibu, nenek, kakak atau kerabat, menegur dengan kata kune kahe ike i umah ni inen tue mu merupakan suatu bentuk persiapan untuk anak gadisnya agar menjadi perempuan yang santun, telaten dan berakhlak.

Karena setiap perempuan merupakan “duta” yang akan diikhlaskan untuk menjadi bagian dari keluarga yang “baru” ketika ia telah menikah. Sikap yang ia bawa pada keluarga barunya merupakan cerminan dari hasil didikan orantuanya. Maka sudah sepantasnya orangtua mendidik anak perempuannya sejak dini untuk bersikap santun, telaten dan rajin untuk menjadi duta yang juga akan melahirkan generasi penerus yang tentu diharapkan akan menjadi pribadi yang santun, telaten, rajin dan berakhlakul karimah pula.

Hai beberu  Gayo jaman now, masihkah terdengar kata mujarab ini di rumah-rumah kita? “Kune kahe ike i umah inen tue mu?” Ahoi Wiw.

*Penulis merupakan Redaktur pelaksana di LintasGAYO.co juga ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Takengon

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.