Petuah-Petuah Menulis dari Penulis

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah trampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Ketrampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur, demikian kata Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan dalam bukunya “Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.”

Keterampilan menulis harus melalui latihan dan praktik yang banyak, oleh karena itu siapapun bisa menjadi penulis karena menulis itu bukan bakat melainkan usaha yang terus diasah. Untuk bisa menjadi seorang penulis, mestilah ia belajar dari penulis sebelumnya dengan membaca karya-karyanya yang telah ditulis maupun kiat-kiat menjadi seorang penulis yang mereka tawarkan karena orang yang menulis itu sudah pasti membaca sementara orang yang membaca belum tentu menulis.

Di sini saya mengumpulkan petuah-petuah menulis dari penulis-penulis yang sudah paham betul tentang menulis agar bisa menjadi penyemangat bagi saya sendiri untuk bisa menjadi seorang penulis walaupun sudah terlambat menggeluti bidang menulis namun kata-kata yang sering kita dengar “Tidak ada kata terlambat selama kita mau berusaha” menghapuskan kata keterlambatan itu untuk bisa menjadi penulis. Dilansir dari life Idntimes.com BJ Habibie pernah mengatakan keberhasilan bukanlah milik orang pintar, keberhasilan adalah kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha.

Dengan adanya petuah menulis ini putra-putri kebanggaan bangsa wabilkhusus putra-putri tanoh Gayo bisa memberikan pemikirannya dalam bentuk tulisan dan dengan tulisan juga kita bisa berdakwah dengan goresan pena sehingga bisa merubah pemikiran yang mudah-mudahan pemikiran yang bersifat konstruktif. Dengan tulisan juga melawan kedunguan karena disaat menyebarnya kebodohan, bid’ah muncul di sana-sini, bercokol dan menyebar di tengah-tengah masyarakat, saat itu menyibukkan diri dengan ilmu adalah amalan paling utama. Ilmu yang telah didapatkan bisa disebarluaskan kepada khalayak ramai lewat tulisan, dalam syarah Hadits Arbaiin dijelaskan; ada tiga hal yang mengharuskan setiap muslim untuk menuntut ilmu: Bid’ah-bid’ah mulai menjamur, Munculnya fatwa tidak berdasarkan ilmu dan terjadi banyak perdebatan dalam berbagai persoalan tanpa didasari ilmu.

Berikut petuah-petuah menulis dari penulis-penulis yang telah memberikan karyanya lewat tulisan:

  1.  Imam Syafi’i mengatakan Ilmu itu buran dan tulisan itu ikatnya, maka ikatlah buruanmu itu dengan tali yang kuat.
  2. Algazel/Abu Hamid Muhammad al-Ghazali “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.”
  3. J.K. Rowling: Tuliskanlah hal-hal yang kamu ketahui; tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.
  4. William Shakespeare: Kalau anda ingin dikenang setelah kematian anda, maka menulislah.
  5. Bertrand Rusell “Saya tidak dapat menganggap diri tahu bagaimana menulis itu sebaiknya dilakukan, atau tahu apakah kritik yang bijak memang bermaksud memperbaiki tulisan saya. Yang dapat paling saya lakukan adalah menghubungkan berbagai hal yang berkaitan dengan usaha-usaha saya sendiri.
  6. Virginia Wolf menegaskan siapapun perempuan itu, kalau mau jadi penulis harus berani menunjukkan bahwa ia punya kemampuan sama dengan kaum pria, bahkan lebih.
  7. Maya Angelou kunci menjadi seorang penulis itu ialah menyenang-nyenangkan diri, menikmati hidup agar tidak mudah stress.
  8. Toni Morrison tergerak untuk menulis karena kekagumannya terhadap bahasa yang indah.
  9. Pendapat W. Somerset Maugham yang menyebutkan kalau ingin menjadi pengarang, kita harus pergi tempat yang jauh, atau merantaulah ke negeri orang, juga kita lakukan dengan cara berkelana menjelajah dunia maya.
  10. Filsuf Sarah W. Vaughn: Jika ingin menjadi penulis; keluarlah dari rumah dan tuliskanlah pengalaman-pengalaman yang didapat.
  11. Zaques (2008) yang diperlukan bagi penulis pemula adalah kebulatan tekad untuk menulis, bila perlu belajar dari nol. Tekun menulis apa saja, menemukan tema-tema yang menarik perhatian kita serta menggunakan teknik-teknik yang tepat dan sesuai dengan kemampuan kita. Yang terpenting adalah mendobrak “tidak bakat menulis” dengan menulis dan terus menulis. Apapun bentuk tulisannya.
  12. Jannerson Girsang, seorang penulis pernah mengutip pribahasa klasik dalam sebuah tulisannya “Verba Valent Schripta Manent” yang berarti apa yang terucap akan lenyap bersama angin dan apa yang tertulis akan dikenang abadi.
  13. Helvy Tiana Rosa: Tulisan yang baik (buku) yang mampun membawa pencerahan pada pembacanya, abadi tak mudah dilupakan orang. Disini tulisan mampu membawa pembaca dari kegelapan kepada sedikit saja cahaya
  14. Umar Khayam: Menulis: ‘Bergerak menurut kata hati.’
  15. Bunda Gola Gong: Tulisan kita ibarat setapak yang bisa membawa orang ke mata air atau nyala lilin di kegalapan
  16. Untuk bisa banyak menulis, aku perlu banyak membaca. Aku perlu membuka diri seluas-luasnya. Aku perlu mengaktifkan dunia objektifku. Dalam konteks ini, aku sering kali mendatangi perpustakaan, seminiar dan toko buku. Di semua tempat ini aku menimba pengetahuan. Dari pengetahuan inilah timbul inspirasiku untuk menulis. (Novel Pemberontakan karya Ana Nadhya Abrar).

Demikianlah petuah-petuah menulis dari penulis-penulis yang tentunya sudah memberikan buah pemikirannya dalam bentuk tulisan, semoga bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan kita bisa mengambil peran sebagai pejuang goresan pena dalam berbagi ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

*Penulis: KolumnisLintasGAYO.co, Alumni Pondok Pesantren Nurul Islam Blang Rakal Kabupaten Bener Meriah.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.