Stone Crusher NK di Isaq Ditutup Polisi, Proyek APBN Mandek

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Setelah Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Aceh mengamankan 4 Alat berat milik PT NK yang sedang beroperasi di Isaq, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, 9 April 2018 lalu berdampak pada terhentinya pengerjaan proyek preservasi jalan Tansaril-Oak.

Mandeknya, pekerjaan yang dibiayai dari APBN ini disebabkan stone crusher beserta fasilitas pendukungnya  telah diamankan oleh pihak kepolisian. Ketersediaan bahan baku jadi terhambat.

Sebagaimana diketahui sebelumnya sejumlah alat PT. NK, yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kontruksi yang sedang bekerja di lokasi penambangan galian C di Kampung Kute Payang Kali Sampe, Kecamatan Linge, Aceh Tengah ditutup oleh Subdit IV Tindak Pidana Tertentu Direktorat Reskrimsus Polda Aceh, yang dipimpin langsung oleh Kompol Guntur M. Tariq.

Polisi kemudian mengamankan berupa 2 unit excavator, 2 unit loader dan 10 truck intercooler dan satu orang pengawas lapangan berinisial Y (40) warga Medan, Sumatera Utara dan telah dibawa ke Mapolda Aceh.

Kompol Guntur M. Tariq kepada wartawan mengatakan  dari keterangan saksi dan barang bukti yang mereka temukam kegiatan tambang galian C itu tidak memiliki IUP produksi dari pihak yang berwenang dan diduga, lokasi tambang masuk ke dalam kawasan konservasi.

Sementara kepala bagian umum PT NK, Heru saat dikonfirmasi menjelaskan perizinan stone crusher milik NK Cipuga yang beroperasi di Isaq sudah diproses.    “Proses perijinan IUP di ESDM Provinsi telah kita lakukan tapi hingga saat ini belum belum terbit izinnya, jadi Crusher PT NK legal,” ujar Heru

Bukan hanya itu, Heru juga menjelaskan PT NK juga telah membayar dan resi pengiriman berkas urusan perizinan sudah ada. “Kita telah bayar biaya proses perizinannya ada resi pengiriman berkasnya,” jelasnya.

Berhentinya aktivitas stone crusher PT NK beserta fasilitas pendukungnya dikhawatirkan akan berdampak pada aktivitas pembangunan infrastruktur di Aceh Tengah bahkan di daerah sekitarnya. Terutama proses penyelesaian pembangunan jalan Tansaril-Oak.

Mayoritas warga di dataran Tinggi Gayo pada umumnya dan masyarakat Ise-ise dan Linge khususnya berharap permasalahan ini segera berakhir sehingga proses pengerjaan jalan tersebut dapat dilanjutkan kembali seperti sedia kala. Karena proyek preservasi jalan tersebut diharapkan bisa membuka akses ekonomi dan wisata kabupaten Aceh Tengah.

Selain itu, akibat gencarnya penertiban aktivitas galian C yang dilakukan pihak terkait terutama di wilayan Tengah, (Aceh Tengah dan Bener- Meriah) membuat pasir dan batu menjadi langka, ini diakui oleh beberapa truk-truk membawa pasir dan batu untuk kebutuhan masyarakat yang sedang membangun rumah juga terhadap proyek intansi pemerintahan.

“Kita berharap kalaupun mau ditertibkan namun harus dipikirkan juga kebutuhan masyarakat untuk material pasir dan batu, sehingga masyarakat bisa membangun,” ungkap Aidil supir truk pasir yang mengaku terpaksa harus antri hingga tengah malam untuk mendapatkan satu truk pasir di salah satu galian C yang masih beroperasi.

[GM/DM]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.