Jaga Kebersihan Jalur, Pengelola Arung Jeram Bersihkan Sampah Weh Peusangan

oleh
Pembersihan sampah sungai Peusangan

TAKENGON-LintasGAYO.co : Kepedulian warga Aceh Tengah dalam mengelola sampah tampaknya masih perlu ditingkatkan. Faktanya, masih banyak warga yang dengan sengaja membuang sampah disepanjang aliran sungai Peusangan yang berhulu di Danau Lut Tawar itu.

Menanggapi ini, pengelola wahana wisata arung jeram Weh Peusangan, Lukup Badak, Pegasing-Bies melakukan pembersihan sampah yang rutin dilakukan satu kali dalam seminggu, disepanjang jalur rafting Lukup Badak-Sanihen, sepanjang 4,5 KM.

Ketua Koperasi Jasa Wisata Gayo selaku pengelola arung jeram Weh Peusangan, Khalisuddin mengatakan banyaknya sampah yang terlihat dikejernihan sungai sangat mengganggu pemandangan wisatawan yang menggunakan jasa arung jeram.

“Banyak wisatawan luar daerah yang hadir kemari. Kita tidak ingin punya citra negatif karena salah dalam mengelola sampah yang dibuang langsung ke sungai,” kata Khalis usai melakukan pemungutan sampah bersama para pemandu (skippers), Rabu 14 Maret 2018.

Sampah yang dipungut dari Sungai Peusangan dibuang ke TPA Uwer Tetemi. (Darmawan)

Selain menjaga kebersihan jalur arung jeram sepanjang 4,5 KM dari Lukup Badak hingga ke Kampung Sanehen, Silihnara, Aceh Tengah, tujuan pemungutan sampah langsung dari dalam sungai ini, juga untuk mengedukasi masyarakat sepanjang jalur untuk tidak membuang sampah langsung ke sungai.

“Pernah ada wisatawan dari Bandung berujar, air Weh Peusangan masih sangat jernih. Tapi sayang banyak sampahnya. Citra ini yang ingin kita hilangkan. Sebagai lokasi potensi wisata, Aceh Tengah harus punya aturan tegas terkait pengelolaan sampah,” tegas Khalis.

Dilanjutkan, pihaknya akan memprogramkan kegiatan bersih massal sampah Weh Peusangan ini sekali dalam seminggu. “Pada tanggal 22 Maret 2018 ini, bertepatan dengan hari air sedunia, kita wacanakan pembersihan serupa dengan melibatkan beberapa organisasi dan elemen masyarakat lainnya,” ujar Khalis.

“Bukan hanya pungut sampah, disepanjang jalur rafting akan kita tanami pohon yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, begitu juga dengan bunga. Agar keindahan objek wisata ini tetap terjaga. Sampah-sampah yang kita pungut akan dibuang ke TPA sampah,” demikian kata Khalis.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.