REDELONG-LintasGAYO.co : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero, siap membantu Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah memasarkan hasil produksi kopi Gayo yang sudah diproduksi dalam kemasan dan juga biji-bijiannya.
“Untuk produksi Kopi Gayo kita sudah masuk pasar online, seperti Tokopedia, JJID, Elefania dan lain-lain,” kata Ferry Cahyadi Putra, senior manager of production PPI mewakili BUMN RI di opsroom Setdakab, Selasa 13 Maret 2018, dalam rangka kunjungan KEIN ke Bener Meriah
Sebelumnya ia mengutarakan, meskipun Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah yang mengelola produk yang dibuatnya secara individual, tentu ini tidak akan berhasil, namun Negara-lah yang akan membantu menangani proses ini.
Ia juga menyebutkan, ada dua hal yang akan dikembangkan kedepannya. Pertama PPI akan memanfaatkan dana CSA untuk membantu para petani, guna untuk meningkatkan hasil produktivitas dan kualitas budidaya kopi Arabika. Kedua akan membantu para petani menambah nilai harga jual.
Selain itu, dihadapan Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu P.hD yang didampingi Wakil Bupati Bener Meriah, Tgk H Abuya Syarkawi, Ferry menyatakan, selain tahap penjualan melalui pasar online, PPI akan membantu memasarkan kopi Gayo secara ofline.
“Kita akan masukĀ ke perusahaan-perusahaan BUMN, maupun di kementerian-kementrian Republik Indonesia yang bisa untuk dijual, seperti di Kantin, Koperasinya dan lain sebagainya,” sambut Ferry.
Ferry menambahkan, saat ini PPI sedang menjajaki pasaran-pasaran Amerika dan Negara lainnya untuk melakukan peninjauan, guna melihat pasar-pasar yang akan dimasuki proses pemasaran produk kopi Gayo.
Produk ekspor Grenbean yang disalurkan ke Amerika, Fery mengatakan bahwa ini adalah sebuah masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Karena 99,9% kopi dari Indonesia yang diekspor ke Amerika, akan dikembalikan lagi ke Indonesia dengan serbuknya, hingga orang Indonesia membelinya sangat mahal.
“Ke depan, kita harus cari dan didik orang-orang yang pandai dan ahli dalam kopi. Baik dari segi pengolahannya dan kualitas kopi yang harus bagaimana yang akan dibutuhkan. Sehingga, tidak perlu lagi membeli produk kopi dari Amerika, yang asalnya dari Indonesia juga,” katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, Starbucks dan barang lainnya tidak perlu membeli dari orang Amerika, melainkan diperusahaan Indonesia saja. Selain kualitas yang sama, harga yang ditawarkan di Indonesia mengurangi harga yang didapatkan dari Amerika atau lebih murah.
Jika pengolahan yang dilakukan produk Indonesia, maka ini akan mempengaruhi harga jual dari para petani, dan juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena harga kopi yang terus meningkat, sehingga harga terus naik dan masyarakat akan mendapatkan harga yang layak.
[Junaidi/DM]