Santri Pesantren Maqamam Mahmuda Kunjungi Lapas Kelas II B di Bener Meriah

oleh

 

REDELONG-LintasGAYO.co : Sebagai upaya menginovasi proses belajar mengajar pada tatanan lembaga pendidikan, pondok pesantren Maqamam Mahmuda Takengon, memboyong seluruh santrinya untuk melakukan kunjungan ke Lapas kelas II B Aceh Tengah-Bener Meriah pada Selasa, 23 Januari 2018.

Salah seorang ustadz di Pesantren Maqamam Mahmuda, Iwan Fajri S Pd I mengatakan kegiatan tersebut terlaksana atas komitmen pesantren untuk meningkatkan kualitas akhlak dan perilaku seluruh santri sebagai generasi bangsa dan agama dimasa yang akan datang.

“Kegiatan kunjungan ini juga didampingi oleh seluruh pihak pesantren serta ustad dan ustadzah pembimbing santri dan telah mendapatkan izin dari pihak lapas,” kata Iwan.

Kegiatan ini disambut baik oleh pihak lapas/rutan (rumah tahanan) kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Rutan ini selain dihuni oleh tahanan dari Bener Meriah juga dihuni oleh tahanan dari Kabupaten Aceh Tengah dikarenakan lapas di wilayah Aceh Tengah sedang mengalami perehapan.

Kata Iwan, kegitan ini bertujuan agar santri dapat melihat langsung keadaan, gambaran serta informasi yang ada di dalam lapas tersebut. Sehingga dengan demikian santri dapat merasakan secara langsung akibat dan dampak dari melakukan kegiatan negatif atau melakukan kriminalisasi dan prilaku buruk lainnya yang bertentangan dengan hukum negara dan agama.

“Gambaran yang mereka lihat akan menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga untuk mereka agar memiliki rasa takut dan tidak akan melakukan perbuatan yang melawan hukum,” tambah Iwan.

Pimpinan pesantren Maqamammahmuda, Dr Abdiansyah Linge MA mengatakan studi pembelajaran lapangan merupakan studi yang sifatnya objektif sehingga santri dapat terlibat langsung dalam memahami suatu kondisi dan mengambil pelajaran dari apa yang mereka lihat.

“Selain proses pendidikan yang sifatnya formal di dalam ruang kelas, harus ada kegiatan yang berimbang dan terpadu untuk meningkatkan mutu belajar serta kualitas peserta didik, salah satunya adalah dengan melakukan studi lapangan yang berkaitan dengan indikator capaian pembelajaran tersebut, sehingga dengan demikian pelajar atau santri dapat menyerap seluruh ilmu dengan maksimal,” tambah Abdiansyah

Indikator dan tujuan yang ingin di capai dalam kegiatan ini adalah menjadikan santri menjadi manusia yang berakhlak, bertanggung jawab serta dapat menjadi pribadi yang santun dan berkarakter religius.

Sebagaimana cita-cita pendiri Pesantren Maqamam Mahmuda yaitu Almarhum Dr Tgk H Mahmud Ibrahim MA adalah dengan adanya pesantren ini dapat meningkatkan kualitas generasi umat di Tanoh Gayo.

“Tentunya cita-cita tersebut dapat terwujud atas dasar komitmen serta usaha yang keras dengan berbagai upaya dan dukungan dari khalayak luas,” kata dosen STAIN Gajah Putih ini.

Setelah kegitan ini selesai, kata Abdiansyah lagi, para santri diharapkanĀ benar-benar berubah dan tidak melakukan perbuatan ang menjerumuskan dirinya pada perbuatan yang dilarang oleh agama dan negara, seperti korupsi, mencuri, membunuh, berzina, narkoba, judi, minuman keras, dan lain sebagainya. [SP/ZR]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.