TAKENGON-LintasGAYO.co : Saat menyampaikan sambutannya pada pelantikan Bupati-Wakil Bupati Aceh Tengah Periode 2017-2022, Shabela Abubakar-Firdaus, Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf menyentil permasalahan yang tengah heboh-hebohnya di Aceh saat ini.
Persamalahan itu kata Irwandi adalah himne Aceh, yang sampai saat ini masih dalam proses dan menuai kritikan keras dari berbagai kalanga.
“Saya sempat berpikir bagaimana himne Aceh itu dalam bahasa Melayu saja. Karena jika ditarik sejarah pada zaman Kesultanan Aceh, surat-suratnya juga dalam bahasa Melayu,” kata Irwandi, Kamis 28 Desember 2017 di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon.
Atas pernyataan ini, Irwandi menyadari akan ada pihak yang protes lagi. Dan ia pun merasa dilema. “Pasti saya diserang lagi gara-gara pernyataan saya ini, dari kiri dan kanan, dari pro dan yang kontra,” tegas Irwandi.
Irwandi pu menyebutkan akan lebih ‘gura’ (memakai istilah yang dipelesetkan dalam bahasa Gayo yakni Gure yang berarti heboh), kalau himne Aceh ini tidak akan dinyanyikan oleh beberapa Kabupaten/Kota di Aceh.
“Lebih lucu lagi kalau himne di buat dalam multi bahasa yang ada di Aceh,” katanya.
Utuk itu, Irwandi berharap kalaupun nanti disepakati bahwa himne harus tetap berbahasa Aceh, masyarakat diharap menerimanya. “Karena ada yang lebih penting kita lakukan dari pada terus-terusan membahas himne, yang bisa menimbulkan permasalahan baru. Apa yang lebih penting?, yakni pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
“Karena secara budaya kita masih tetap sama, diseluruh wilayah Aceh belum ada saya temukan wanita yang melamar lelaki, betul kan?,” tanya Irwandi yang disambut tepuk tangan para undangan.
“Saya sudah sarankan, kalau himne lebih top bahasa Melayu saja, namanya juga saran, diterimanya 50-50,” demikian Irwandi menimpali.
[Wein Mutuah]
