KUTACANE-LintasGayo.co: tokoh muda Masyarakat Alas Maha Putra menilai, lagu himne Aceh yang sudah selesai dilombakan, bukan untuk orang di Provinsi Aceh, tapi itu khusus untuk orang Aceh saja.
“Seperti halnya Tawar Sedenge di Aceh Tengah, itu untuk masyarakat Gayo disitu saja, bukan untuk masyarakat Alas,” kata Maha Putra kepada LintasGayo.co via WhatsApp yang dikirim dari Kutacane, Aceh Tenggara, Rabu 13 Desember 2017 dari
Aktivis dan salah seorang inisiator Mahasiswa Poros Leuser tersebut menyebutkan, seharusnya himne tidak memakai bahasa Aceh tapi bahasa Indonesia saja sebagai bahasa persatuan supaya seluruh masyarakat Provinsi Aceh faham bahasanya.
“Kalau menggunakan bahasa Aceh maka itu untuk orang Aceh bukan untuk orang yang ada di provinsi Aceh,” jelas Maha Putra.
Menurutnya panitia harus segera membatalkan keputusannya dan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat agar ikut lomba Himne itu.
“Orang Alas tidak bisa ikut lomba karena kendala bahasa, selain itu seharusnya himne yang disepakati sudah refresentif seluruh elemen, termasuk pelibatan kalangan ulama, ahli bahasa, akademisi, tokoh adat, dan budayawan untuk mengkaji lebih mendalam,” Demikian ujar Maha Putra.(js)