Kisah Ekspedisi Motor Cross Pulo Tige Tamiang-Lesten Gayo Lues

oleh

 

Oleh : Ismail Baihaqi*

Tim Ekspedisi  para crosser Gayo Lues yang di Pimpin oleh Bupati Gayo Lues H Muhammad Amru, juga didampingi Anggota DPRI Ir H Irmawan S.sos, Kodim 0113 Galus, Kapolres dan Wakapolres Gayo Lues dan sejumlah pejabat di lingkungan Kabupaten Gayo Lues melaksakan ekspedisi menjelajahi Hutan Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Gayo Lues pada 17 November 2017.

Para crosser berangkat dari Pendopo Bupati sekira pukul 09.00 Wib pagi, melalui Pining hingha tiba di Lokop dan melaksanakan shalat Jumat sekira pukul 12.00 siang.

Setelah shalat, tim kembali melanjutkan perjalanan melaui rute yang  tingkat kesulitannya cukup tinggi yaitu Ujung Karang menuju hutan Taman Indrusti (HTI) kemudian ke Perjut dan tiba sekira pukul 22.00 malam disebuah dusun dipinggiran sungai menjelang kampung Melidi Aceh Timur.

Setelah sampai di Desa Pante Kera sekira pukul 23.00, perjalanan dilanjutkan dengan melewati sungai menggunakan getek. Dan Akhirnya tim tiba di Tamiang  Babo Bandar Pusaka.

Dari Babo perjalanan dilanjutkan menuju pulo tige yang di Fasilitasi oleh Bupati terpilih Drs Muril untuk tim crosser beristirahat.

Keesokan harinya 18/11 adalah perjalanan yang sesungguhnya, Tim Ekspedisi melanjutkan perjalanan dimulai dari Pulo Tige melalui Jalan Eks Pt Thjipta Rimba Djaya (TRD) dengan peserta sebanyak 35 orang.

Dari Pulo Tige perjalanan melalui  perkebunan sawit SP 1 dengan jarak tempuh 5 km  dengan waktu 30 menit.

Melihat medan jalan yang sangat berat lima crosser memilih mundur dan keembali ke Pulo Tige.

Sebanyak 30 orang crosser melanjutkan ke SP 2. Namu beratnya medan membuat lima crosser lagi memilih mundur dan tersisa 25 crosser menelusuri jalan hingga di Perkebunan Sawit SP  3.

Setelah menempuh ruas jalan yang sudah  tidak jelas bentuknya hingga menuju Pintu Angin, sebuah sepeda motor crosser rusak dan tidak dapat melanjutkan  perjalanan dan rombongan tinggal 24 orang.

Setelah menempuh perjalanan sepanjang  21 km dari Pulo Tige pada pukul 20.00 malam  sampailah para crosser di pintu angin. Dari  lokasi ini, sepeda motor  tidak bisa  digunakan lagi terpaksa sepeda motor ditinggal lokasi tersebut.

Ditengah gelapnya malam dan hanya bermodalkan penerangan dari senter hp dan mancis, perjalanan dilanjutkan dengab berjalan kaki dipimpin Bupati H Muhammad Amru. Setelah 4 jam lebih ditengah hutan lebat akhirnya pada pukul 12.30 tim ekspediai ini sampai di pinggir sungai Lesten.

Perjalanan diteruskan  dengan  menggunakan perahu yang hanya bisa memuat 4 orang. Untuk mengangkut semua tim, perahu ini terpaksa bolak-balik untuk menyeberangkan ssmua rombongan. Dengab badan basah kuyup tim ekspedisi ini akhirnya tiba di Lesteb sekira pukul 02.00 dini hari.

Setiba di Lesten rombongan disambut oleh Wakil Bupati Gayo Lues Tgk H Said Sani dan masyarakat setempat sekaligus di meriahkan dengan tari Saman dan Bines.

Masyarakat berharap semoga dengan melakukan Eksepedisi dan kunjungan kerja ini Bupati Gayo Lues dan rombongan dapat melihat lansung jalan Eks Pt TRD yang pernah digunakan masyarakat pada medio 1991/1993.

Kabupaten penghasil sere ini terletak di pedalaman Aceh sebagai wilayahnya merupakan kawasan hutan Leuser 4 pintu. Memasuki kawasan seribu bukit melalui jalan Pining Aceh Timur dan Pining Aceh Tamiang merupakan kemajuan Gayo Lues. Hanya butuh keseriusan dari pemerintah daerah dan provinsi, serta pemerintah pusat untuk membangun infrastruktur.

Semoga Jalan ini dibuka kembali agar Gayo Lues semakin maju kedepannya dari berbagai bidang, baik pertanian maupun bidang yang lain.

*Ismail adalah salah seorang warga Pining Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.