Ahdar Pembuat Terobosan Baru (Bagian-II)

oleh
Ahdar saat berdialog dengan Kelompok Tani
Ahdar saat berdialog dengan Kelompok Tani

SELAIN fokus pada tuganya melakukan pengembangan dan peningkatan kualitas SDM pertanian di provinsi Aceh, Ahdar juga sering membuat terobosan-terobosan baru di lingkungan tempat tugasnya.

Pembangunan berbagai instalasi pertanian pendukung aktifitas balai diklat ini seperti instalasi hidroponik, instalasi biogas, taman agro dan instalasi pengolahan pupuk organik, adalah beberapa contoh dari terobosan yang dilakukan oleh Ahdar di komplek balai Diklat pertanian ini.

Dengan adanya berbagai instalasi pendukung seperti ini, Balai Diklat Pertanian Aceh, kemudian bukan hanya menjadi tempat pelatihan bagi petani, tapi juga menjadi tempat penelitian dan obyek studi banding bagi kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dia Aceh maupun luar Aceh.

Pengembangan talas Jepang Satoimo yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi tren pengembangan sumberdaya pangan baru, juga menginspirasi Ahdar untuk menjadikan lingkungan balai diklat ini sebagai salah satu pilot project pengembangan talas Jepang.

Baca: Dokter Hewan yang Konsiten

Terobosan ini sekaligus menjadi terobosan baru di bidang diversifikasi pangan, apalagi komoditi pangan ini prospek pasar ekspornya, terutama ke Negara Jepang, sangat bagus. Selain membuat pilot project pengembangan talas Jepang, Ahdar juga aktif mempromosikan produk olahan talas Jepang dalam bentuk Jus Satoimo di kafe yang berdiri di komplek balai Diklat ini.

Kandungan collagen yang diyakini mampu menghambat penuaan kulit ini, membuat minuman berbahan dasar talas jepang ini, mulai menjadi trer dan favorit baru minuman sehat di Aceh, semua ini tidak terlepas dari peran aktif Ahdar.

Pemasaran hasil pertanian yang selama ini selalu menjadi kendala bagi banyak petani di sekitar Lembah Seulawah, juga tidak luput dari perhatian Ahdar. Berawal dari idenya untuk memperpendek rantai tata niga hasil pertanian untuk membantu para petani di sekitar tempat tugasnya, muncullah ide untuk mendirikan ‘Farmer Agro Market’ di komplek Balai Diklat Pertanian Aceh.

Mengadopsi konsep pasar petani yang telah diluncurkan oleh Kementrian Pertanian beberapa tahun yang lalu, akhirnya Farmer Agro Market ini kemudian menjadi wadah bagi petani untuk memasarkan hasil pertanian mereka.

Ide lain yang juga dilahirkan oleh sosok cerdas ini adalah menjadikan kawasan Saree seagai salah satu destinasi agrowisata di Aceh. Letak kawasan Saree yang memang strategis karena berada pada jalur ekonomi utama di Aceh, membuat Ahdar optimis bahwa suatu saat kawasan ini akan menjadi kawasan wisata agro yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik wisatawan lokal maupun macanegara. Tak sekedar obsesi, Ahdarpun mulai ‘mempercantik’ lingkungan balai diklat yang dipimpinnya itu sebagai pusat pengembangan agrowisata Saree.

Gagasan besar yang juga lahir dari sosok inovatif dan inpiratif ini adalah pembangunan Aceh Agro Learning Center (AALC). Bersama beberapa rekannya pemerhati pertanian di Aceh, Ahdar menggagas agar provinsi Aceh yang kaya akan potensi pertanian ini bisa memiliki pusat pembelajaran petani yang komprehensif di kawasan Asean.

Ide ini muncul setelah dia mengunjungi Negara Thailand beberapa kali, disana dia melihat ada beberapa pusat pembelajaran petani yang banyak dikunjungi oleh wisatawan maupun pejabat dari luar negeri. Dalam benaknyapun mulai terpikir, kalau Thailand bisa, kenapa Aceh tidak, padahal potensi yang dimiliki Aceh jauh lebih baik.

Pembangunan AALC ini sekarang sudah memasuki tahap perencanaan dan anggarannya sudah dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belaja Aceh (APBA) tahun 2018. Salah satu lokasi yang diusulkan sebagai tempat pembangunan AALC, tidak lain adalah komplek Balai Diklat Pertanian Aceh. Menurut pertimbangannya, selain meiliki arela yang cukup luas, di komplek ini sudah banyak dibangun infrastruktur yang dapat mendukung percepatan pembangunan AALC.

Dalam even akbar Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke XV dimana Aceh menjadi tuan rumah, Ahdar juga menjadi salah seorang sosok penentu suksesnya gelaran kabar petani dan nelayan seluruh Indonesia itu. Selain sebagai salah seorang ‘arsitek’ dan panitia PENAS, Ahdar juga berhasil menjadikan komplek balai diklat yang dipimpinnya sebagai salaha satu obyek kunjungan widya wisata bagi peserta Penas yang datang dari semua daerah di Indonesia.

Dianggap sukses memimpin salah satu balai diklat pertanian milik daerah yang cukup berhasil, Ahdar juga sering menerima kunjungan benyak pejabat pusat baik dari Kemneterian Pertanian maupun Kementerian/Lembaga non pertanian. Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, adalah salah seorang pejabat dari Kabinet Jokowi-JK yang pernah menyambangi Blai Diklat Pertanian Aceh ini. Selain pejabat pusat, pejabat dari berbagai daerah di luar Aceh juga sering terlihat mengunjungi tempat ini, ini tidak terlepas dari keberhasilan manajemen yang direpakan Ahdar dib alai diklat ini.

Akrab dengan semua kalangan

Sikapnya yang ramah dan periang, membuat Ahdar dikenal oleh banyak teman dari berbagai kalangan. Dengan para ulama, teungku atau para pemimpin daya/pesantren, Ahdar sangat dikenal akrab, karena dia cukup aktif untuk memberikan motivasi pengembangan pertanian berbasis dayah/pesantren.

Begitu juga dengan para pejabat teras di provinsi Aceh, dia juga cukup dekat, bahkan pemikiran dan idenya sering diminta dalam mengeluarkan kebijakan di lingkungan pemerintah Aceh, khususnya di bidang pertanian.

Lebih-lebih dengan kalangan penyuluh pertanian dari seluruh pelosok Aceh, dia jelas sangat familiar, karena hampir 80 persen penyuluh yang ada di Aceh pernah mengecap pendidikan dan pelatihan di balai diklat yang dipimpinya ini. Wajar kalau setiap kali dia ‘turun’ ke daerah, dia selalu mendapat sambutan hangat dari pera penyuluh pertanian disana.

Ahdar juga punya hubungan baik dengan lingkungan akademis, kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh maupun Universitas Malikussaleh Lhokseumawe dalam penyelenggaraan diklat, membuat sosok ini sangat dikenal di lingkungan perguruan tinggi negeri di Aceh ini.

Seringnya membantu para mahasiswa dari berbagai perguruan  tinggi dalam melakukan penelitian di lingkungan balai diklat yang dipimpinnya, membuat Ahdar juga cukup familiar di kalangan para mahasiswa. Begitu juga dengan organisasi profesi dimana dia ikut bergabung, siosok ini juga dikenal sangat aktif. Dalam organisasi Ikatan Dokter Hewan Indonesia (IDHI) Aceh, Ahdar tercatat sebagai salah seorang pengurus.

Di lingkungan Kemneterian Pertanian, Ahdar juga cukup dikenal, karena kiprahnya di bidang pengembangan sumberdaya manusia pertanian, membutanya sangat akrab dengan para pejabad di Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian. Bahkan dia sering terlibat dalam penyusunan perencanaan kegiatan di Kemneterian Pertanian.

Itulah sekilas sosok inpiratif yang tidak pernah kering dengan ide-ide dan terobosan cerdasnya, nyaris semua bagian dari hidupnya dia curahkan untuk kemajuan pertanian di daerahnya. Sosok yang penampilan kesehariannya cukup bersahaja ini, ternyata menyimpan potensi sumberdaya manusia yang sangat luar biasa, bahkan melebihi kapasitasnya.

Inilah contah totalitas pengabdian dan integritas seorang abdi Negara yang benar-benar-benar mengabdikan dirinya bagi negara dan masyarakat.Sosok seperti Ahdar inilah sejatinya sosok yang sangat dibutuhkan untuk membangun pertanian di Aceh.[Fathan Muhammad Taufiq]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.