Banda Aceh-LintasGayo.co: Dosen Pascasarjana UIN Ar-Raniry Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, MA, Ph.D menyakinkan apabila Pancasila merupakan produk kebatinan orang Indonesia yang singkat dan padat. Bahasa batin–katanya–memiliki aspek etika dan pengetahuan.
“Ada 5 butir Pancasila, jangan-jangan ini punya ummat Islam karena ada memuat sekian istilah Arab yang sangat dalam sekali,” kata Kamaruzzaman Bustamam Ahmad saat menjadi pembicara dialog pelibatan lembaga dakwah kampus (LDK) dalam pencegahan radikalisme yang digelar Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), Rabu 30 Agustus 2017 di Aula Dayan Daod, Unsyiah, Banda Aceh.
Menurutnya, pasal pertama Ketuhanan Yang maha Esa berisikan Tauhid tentang keesaan, dimana kita mentauhidkan diri kita sendiri. Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Kemanusiaan itu “insani” yang konotasinya tidak ada laki-laki dan perempuan.
“Berbicara “kemanusiaan”, Keadilan, dan beradab. Kemanusiaan adalah puncak perpindahan manusia sebagai binatang menjadi manusia yang sempurna, Ini Pancasila menurut perspektif Islam,” jelas Kamaruzzaman.
Sementara “Adil” bila dibaca menurut buku Tajussalatin yang ditulis di Aceh, salah satu syarat menjadi Raja itu harus adil, atau dalam bahasa Aceh dikenal peutimang.
“Dalam sila kedua itu dia bicara soal humanity, justice, dan Adab,” jelasnya.
Sementara pada sila ketiga “Persatuan” dimana dalam Islam itu sangat diajarkan dan wajib, dan ada kata-kata “Rakyat” dan Hikmah. Hikmah itu adalah kata-kata yang paling tinggi.
“Ilmu Hikmah ini biasanya didapatkan dari ilmu Nabi Chaidir,” kata Kamaruzzaman.
Menurutnya, hampir semua pasal dalam pancasila ditemukan dalam istilah-istilah Islamic Studies, sementara di sila kelima ditemukan konsep negara Madina, dimana Pancasila adalah peninggalan faham dari piagam Madinah.
“Kalau saya lihat dalam ilmu, sila ini menyatu dalam sebuah bangsa yang bernama Indonesia,” demikian Kamaruzzaman.
