Tuntut Hentikan Aktivitas Galian C, Masa FMPTL Agara Serbu PT Gala Fila Mandiri

oleh

KUTACANE-LintasGAYO.co : Penambangan galian C dan pembakaran bahan aspal di Desa Mbacang Racun, Kecamatan Deleng Perkishon, Aceh Tenggara (Agara), menjadi sorotan dari sejumlah kalangan pemerhati lingkungan .

Puluhan massa yang menamakan dirinya Forum Masyarakat dan Pemuda Tanggap Lingkungan (FMPTL) melakuan aksi unjuk rasa di kantor PT Gala Fila Mandiri (GFM), Rabu (26/7/2017). Mereka menuntut agar menuntut agar daerah minapolitan tidak dicemari oleh limbah apapun.

Koordinator aksi, Zonifar Anggara, SE dalam orasinya mengatakan pengerokan galian C yang diulakukan oleh PT GFM di Daerah Aliran Sungai Lawe Kisam telah mengakibatkan degradasi pada sungai, sehingga banyak irigasi yang berada di hulu ambruk dan tidak berfungsi lagi.

Lebih lanjut dikatakan, seharusnya daerah ini tidak dibenarkan adanya perusahaan manapun untuk beroperasi dalam galian C, mengingat kawasan ini merupakan kawasan minapolitan.

“Ada sisa limbah berbahaya mengalir ke sungai, PT GMF ancam kesehatan warga. Adanya polusi udara berupa gas beracun,” tegasnya.

Peserta aksi lainnya, Ananda Mulia, SE dalam orasinya mengatakan bahwa PT GFM telah melanggar Qanun Agara No 1 Tahun 2013 Tentang Tata Ruang Tahun 2013-2033.

“Pada pasal 19 ayat 3 Qanun ini mengatur dimana Kecamatan Lawe Sumur seluas 1.018 Ha, Lawe Bulan 1.130 Ha, dan Kecamatan Deleng Perkhison 1.047, tidak boleh dicemari oleh kegiatan industi. Industri diarahkan ke Kecamatan Lueser dan Babul Makmur. Jadi kedudukan adanya penambang disini adalah ilegal,” tegasnya.

Menanggapi aksi pendomo, Direktur PT GMF, Issiki Handoko menyampaikan akan mempelajari permintaan dari pendemo itu. Menurutnya, PT GFM didasari karena seringnya terjadi banjir di wilayah ini.

Sementara itu, Sekretaris LSM Yayasan Alam Lestari (Yaslal), Jhon Khadafi, ST, MT mengapresiasi langkah FMPTL. Ia berujar, PT GFM merupakan milik Bupati Aceh Tenggara.

“Namun, aksi ini jangan hanya berhenti sampai disini. Bila perlu disampaikan juga kepada pemerintahan berikutnya untuk membekukan PT GFM. Kalau sekarang ditutup mustahil, yang punya Raja dan penguasa Tanah Alas,” tegasnya.

[Jubel/DM]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.