Pendidikan: Ajaran Baru, Generasi Baru

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Aku belajar dengan sungguh-sungguh, aku  tak mau hanya  sekedar lulus, aku mau dengan nilai terbaik.” Film Tiga Nafas Tilas

AJARAN baru dalam dunia pendidikan telah dimulai dalam arti bahwa setiap anak bangsa memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta tidak kalah penting yaitu kewajiban menuntut ilmu setiap umat manusia, siswa-siswi baru berdatangan  kesekolah-sekolah serta mahasiswa baru pun berduyun-duyun mendaftarkan dirinya untuk ambil bagian dalam proses belajar dibangku kuliah untuk belajar agar kelak menjadi orang-orang yang  berguna dan bermanfaat bagi orang banyak.

Lembaga pendidikan formal seperti Sekolah, Pesentren dan Perguruan Tinggi adalah tempat belajar yang cocok bagi anak bangsa atau bisa saja disebut sebagai sang pencari  ilmu, setiap lembaga tersebut mempunyai sistem dan kurikulum masing-masing yang mempunyai misi dan visi dalam membangun dan mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan  merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan  manusia karena tanpa adanya pendidikan manusia  bisa saja berada dalam kehidupan yang gelap tanpa ada penerang.

Bagi saudara-saudra kita yang tak bisa belajar dilingkungan  formal maka ia bisa belajar dengan cara lain karena belajar itu tidak hanya dilembaga-lembaga pendidikan formal saja. Bahkan ada sebahagian orang, orang yang  tidak belajar di lingkungan formal bisa lebih pintar dan cerdas dalam menapaki kehidupan dibandingakan dengan orang yang belajar dilingkungan formal yang dipenuhi dengan berbagai macam fasilitas.

Dalam ajaran  Islam kita kita disuruh  untuk terus belajar, belajar dan belajar dimanapun  dan kapanpun karena dengan belajar inilah seseorang bisa terangkat derajatnya dengan ilmu pengetahuan yang ia miliki serta menjadi generasi emas buat daerah maupun bangsa dihari kelak dan dengan belajar ini juga manusia bisa menjadi manusia yang sesuai dengan manusia.

John Dewey filsuf Amerika Latin bermazhab Pragmatisme dan juga sebagai pemikir dalam bidang pendidikan menyatakan, “Bahwa pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Inilah salah satu kenapa perlunya pendidikan yaitu untuk membentuk disiplin hidup agar tidak terjadi kekacauan serta kejahatan, maraknya kekacauan serta kejahatan karena kurangnya  pendidikan yang ia serap dalam kehidupannya.

Miskin Bukan Alasan dalam Pendidikan

Zaman ini memang bukan  lagi zaman berjalan kaki  ketika  pergi kesekolah seperti masa-masa ayah-ibu kita dulu yang ketika pergi kesekolah harus berjalan kaki dan hanya  dengan bermodalkan buku  serta pena, masa sekarang memang sudah berubah semuanya  serba canggih dan  modern sehingga pergi kesekolah pun siap antar jemput dengan kereta atau setiap individu telah memiliki kereta masing-masing sehingga tidak perlu lagi berjalan kaki ketempat sekolah.

Namun, bagi yang tidak memiliki  seluruh fasilitas yang dimiliki bukan  menjadi alasan untuk tidak bisa belajar karena belajar itu bukan hanya milik orang-orang kaya. Bahkan Banyak orang yang mengatakan bahwa orang yang sukses itu banyak yang berasal dari keluarga miskin, dan kata-kata ini dibuktikan oleh Dahlan seorang anak kampung yang berasal dari keluarga miskin. Namun dengan kemiskinannya itu ia tak putus asa dalam menjalani kehidupan ini bahkan ia mempunyai cita-cita untuk menjadi orang hebat.  

Kisah inspiratif ini terdapat dalam novel Sepatu Dahlan yang ditulis oleh Khrisna Pabhicara, novel ini membuat siapa saja yang membacanya akan tersentuh dengan  kehidupan keluarga Dahlan yang dibelenggu dengan kemiskinan. Namun semangat hidup keluarga Dahlan sungguh luar biasa, mereka menjalani kehidupan itu penuh dengan kesabaran. Bapak Dahlan yang begitu piawai dalam memberikan nasehat kepada Dahlan, setiap kata-kata yang keluar dari bibir bapak Dahlan seakan memberikan kehidupan kembali dan memotivasi untuk hidup terus walaupun dibelunggu dengan kemiskinan.

Dengan pendidikan kita bebas dari belenggu kegelapan karena pendidikan merupakan jalan mulia bagi siapapun yang menjalaninya tidak terlepas apakah ia miskin ataupun kaya, begitu juga dengan siswa-siswi baru yang baru masuk sekolah atau naik kejenjang yang lebih tinggi dalam proses belajar agar kelak menjadi generasi-generasi emas yang bisa dibanggakan oleh daerah maupun bangsa.[]

Penulis: Kolumnis LintasGAYO.co. Kompasianer dan Blogger. Email: delungtue26[at]yahoo.co.id

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.