Ramadhan Tiba, Bersiaplah!

oleh
Muhammad Nasril

Oleh: Muhammad Nasril, Lc. MA*

Muhammad Nasril

HARI ini, kita telah berada di penghujung bulan Sya’ban, artinya sebentar lagi Ramadhan yang ditunggu-tunggu akan kembali menyapa kita, ia datang dengan berbagai kabar kembira, namun  pertemuan kita dengannya tidak ada yang tau apakah masih dipertemukan atau tidak, karena tidak ada jaminan bagi kita bertemu dengan tamu agung tersebut, untuk itu kita senantiasa berdoa kepada Allah Swt agar Allah memberikan kesempatan untuk kembali bertemu dengan ramadhan pada tahun ini.

Pertemuan kita dengan ramadhan tentu sebuah  anugerah terbesar yang patut kita syukuri dan senantiasa memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan kepada kita.

Ada satu kebiasaan yang sering di anggap itu hal biasa, yaitu sering terkejut dengan datangnya bulan Ramadhan, seperti ungkapan “tidak terasa ya sudah mau Ramadhan lagi,”  sikap terkejut ini menandakan kita tidak bersiap-siap pada bulan Sya’ban, membiarkan pertemuan dengan bulan itu seperti hal menikmati kehidupan siang dan malam yang terus berputar.

Kalaulah kita mengetahui tentang sebuah perjalanan yang akan ditempuh dengan jarak yang jauh, tentu kita akan mempersiapkan segela kebuutuhan dengan persiapan yang sangat matang, sehingga perjalanan tersebut tidak mengecewakan, semestinya begitu juga yang harus dilakukan dengan datangnya bulan Ramadhan, dengan persiapan yang matang, baik ia persiapan spiritual, fisik, ekonomi/keuangan dan ilmu tentang Fiqh puasa. Sehingga pada saat bertemu dengan Ramadhan kita benar-benar siap dan akan memetik setiap butiran mutiara yang terdapat didalamnya.

Kita umpamakan saja pada sebuah acara kenduri, para ibu, bapak dan keluarga besar sibuk mempersiapkannya, mulai dari membuat skedul yang bagus, membuat perencanaan yang matang, persiapan ekonomi yang jelas sampai pembagian jobdesk. Akan tetapi alangkah ruginya kalau menyambut tamu agung Ramadhan seakan terkesan begitu saja, tanpa ada persiapan.

Ramadhan merupakan salah satu bulan dari 12 bulan yang ada dalam tahun Hijriah,  didalamnya terdapat berbagai keistimewaan dan ia berbeda dengan bulan-bulan lainnya,  akan rugi rasanya kalau ia berlalu begitu saja layaknya pergantian siang dan malam terus berjalan tapi kita tidak bisa mengambil ibrah dari proses tersebut.

Berbagai keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan tentunya sudah pernah kita ketahui baik melalui ceramah, bacaan dan berbagai sarana media lainnya, tapi akan terasa tawar kalau keutamaan yang begitu besar tidak dinikmati.

Inilah yang menjadikan kita seharusnya bergembira, tidak menyia-nyiakan kesempatan indah ini, karena kebaikan begitu mudah dijalankan pada bulan Ramadhan.

Bisa dilihat jumlah jamaah di mesjid, mushalla, dan bahkan suasana rumah-rumah, pasar dan lingkungan secara umum begitu terasa sinar Ramadhan yang mendukung kita untuk melakukan amal dan kegiatan yang bermanfaat mulai pagi hari hingga malam. Kalaupun ada kejahatan atau maksiat yang dilakukan oleh seseorang pada bulan ini, bisa jadi karena factor dari dalam diri sesorang tersebut yaitu jiwa yang busuk.

Isyarat sebagai bulan kebaikan dan peluang kejahatan tertutup, namun ia akan tetap seperti bulan-bulan yang lain kalau tidak ada usaha atau komitmen dalam menggapai kebaikan itu.

Kalaulah selama ini ada gelar Shalih pada “Ramadhan” saja melekat pada diri kita, bukan berarti kita harus berhenti untuk tidak Shalih pada Ramadhan itu, namun shalih atau pribadi yang baik itu bukanlah musiman yang datang pada bulan bulan tertentu saja.

Shalih pada Ramadhan menuju pribadi bertaqwa dan mempu menjadi shalih pada bulan-bulan lainya selama menjalani kehidupan ini, perbanyaknya ibadah selama bulan Ramadhan, kelak semoga kita bisa meraih gelar agung Master Of Taqwa (M.Tq) seraya berdoa kepada Allah: “Ya Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadan dan berkahilah Ramadhan kami. Amin. []

*Pengurus Dayah Insan Qur’ani dan ASN Kanwil Kemenag Aceh)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.