Prakiraan Alam, Cara Urang Gayo Aceh Timur Tanam Rom Tajuk

oleh

Catatan : Ismail Baihaqi*

Rom Tajuk (padi ladang kering-red) menjadi andalan Urang Gayo yang mendiami Lokop Serbejadi, Simpang Jernih dan Peunaron, Aceh Timur. Minimnya lahan basah mengharuskan masyarakat Gayo yang tinggal di kawasan yang dikenal dengan sebutan Gayo Lokop ini menanam Rom Tajuk.

Biasanya masyarakat setempat mulai menyemai Rom Tajuk pada bulan Mei setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan perkiraan cuaca berdasarkan ramalan dari warga setempat.

Juanda, salah seorang warga mengatakan jika ditanam di bulan lain, serangan hama akan meningkat. “Bisa-bisa membuat petani gagal panen, serangan hama burung, babi, tikus dan gajah menjadi kendala, makanya warga memilih bulan Mei, jadi serangan hama berkurang,” terangnya.

Rom Tajuk kata Juanda, berumur 5 bulan. Jadi pada saat panen sekira bulan Oktober. Menurutnya, pada bulan September hingga Oktober serangan hama burung dapat ditekan, karena pada saat itu biasanya burung sedang mengalami proses bertelur hingga penetasan.

“Di sisi lain, pada bulan Oktober banyal tumbuhan yang tengah berbuah, jadi gangguan hama ke padi ladang akan berkurang,” sebutnya.

Belajar dari kebiasaan alam hingga mahluk hidupnya itulah, para warga menanam Rom Tajuk di bulan Mei. Ditambahkan, prodiksi Rom Tajuk warga juga tak kalah dari padi lahan basah. Menurutnya, 2 kaleng bibit bisa menghasilkan 3 ton gabah.

Untuk pola pengolahan tanah, sebut Juanda, masyarakat Gayo Lokop masih menggunakan tradisi mango lo (gotong royong-red). “Warga dari Kampung A masih mau bergotong royong ke ladang warga Kampung B,” katany diamini warga lainnya Nurdin yang berasal dari Simpang Jernih.

Ditambahkan Nurdin, Rom Tajuk mulai digalakkan warga Gayo di Pedalaman Aceh Timur ini sejak 10 tahun silam, atau tepatnya setelah bencana banjir bandang terjadi pada 2006 lalu. “Dari situ mulai warga menanam secara serentak,” terangnya.

Terkait bibit, Nurdin mengaku belum ada bibit khusus yang tersedia paska panen. Bibit yang digunakan warga berasal dari petani asal Peunaron bernama Iskandar.

Ia pun mengaku, perawatan Rom Tajuk juga tak begitu rumit. Setelah proses tanam, petani hanya membersihkan rumput liar sembari menunggu panen. Soal rasa, Rom Tajuk sudah teruji, ciri khasnya berbau wango ketika dimasak. [DM]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.