Besarnya dampak kejadian bencana tersebut harus direspon dengan upaya penanggulangan bencana yang sistematis, terencana dan terpadu. Kesadaran bersama dan partisipasi aktif seluruh komponen bangsa untuk meningkatkan kemampuan menghadapi dan menangani setiap kejadian bencana merupakan kebutuhan mendesak yang tak terhidarkan.
Dalam kaitan itulah, BNPB menginisiasi Hari Kesiapsigaan Bencana Nasional (HKBN) sebagai upaya mendasar untuk untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran bersama melalui latihan kesiapsiagaan sesuai dengan ancaman bencana di daerahnya masing-masing. Dengan tagline “Siap untuk Selamat”, diharapkan seluruh komponen bangsa dapat meningkatkan kapasitasnya untuk menghadapi ancaman bencana dan dapat melakukan respon atas setiap kejadian bencana yang ada sehingga dapat menyelamatkan diri dan terhindar dari dampak bencana.
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi sosial dan keagamaan yang peduli terhadap upaya pengurangan risiko bencana merasa memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam mempromosikan dan mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan agar setiap kejadian bencana dapat dilakukan respon yang cepat, tepat dan efektif. Selain itu, NU memiliki perangkat organisasi hingga tingkat desa di seluruh wilayah di Indonesia dan memiliki lebih dari 24,000 ribu jaringan pesantren dan sekolah di seluruh wilayah di Indonesia.
Dukungan NU tersebut diwujudkan dalam bentuk apel dan simulasi penanganan kejadian bencana yang dilaksanakan oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) dan melibatkan 1,5 juta pelajar dan santri. Bekerja sama dengan IPNU, IPPNU, RMI-NU, LDNU dan LP Ma’arif NU, pada tanggal 26 April 2017, jam 10:00 WIB, LPBI NU menyelenggarakan kegiatan apel dan simulasi penanganan bencana yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah di Indonesia.
M. Ali Yusuf, Ketua Pengurus Pusat LPBI NU menyampaikan bahwa apel dan simulasi dilakukan secara bersamaan di seluruh jaringan LPBI NU yang ada di seluruh Indonesia. Secara khusus, kami PP LPBI NU melaksanakan kegiatan apel dan simulasi gempa bumi di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten melibatkan 1,300 santri dan pelajar di pesantren tersebut. “Apel yang dilakukan serentak menjadi spirit kesiapsiagaan pelajar dan santri untuk lebih siap menghadapi ancaman bencana,” kata Ali.
Ali berharap kegiatan apel dan simulasi ini bukan yang pertama dan terakhir, tetapi terus dilakukan secara rutin sesuai dengan jenis ancaman dan kapasitas di wilayah dan lingkungannya masing-masing agar masyarakat dan seluruh komponen bangsa semakin meningkat kemampuannya dalam menghadapi setiap ancaman bencana, sehingga risiko dan dampak bencana dapat terus diminimalkan dan Indonesia menjadi bangsa yang tangguh bencana.
(SP)