Abdullah Ali Muhammad dari Wihni Durin, Anakmu Merindu di Indramayu

oleh

Di mana … akan kucari
Aku menangis, seorang diri
Hatiku, slalu ingin bertemu
Untukmu, aku bernyanyi

Untuk, ayah tercinta…..

Aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa….

ITULAH petikan lirik lagu lawas berjudul Ayah, ciptaan Rinto Harahap yang menjadi lagu favorit sekaligus menyayat hati, membakar kerinduan perempuan berdarah Gayo kelahiran Indramayu Jawa Barat, 23 Maret 1991.

Namanya Nurhalimah, sejak dilahirkan oleh sang ibu, Nuraeni tidak pernah mengenal ayah. Pasalnya, entah bagaimana pria pilihan ibunya yang berasal dari dataran tinggi Gayo tepatnya Kampung Wih Durin Kecamatan Silihnara Kabupaten Aceh Tengah itu meninggalkan mereka saat Nurhalimah masih berumur 2 hari.

Pernikahan orang tuanya berlangsung di Indramayu sekitar tahun 1990an, saat itu Nuraeni yang dinikahi Abdullah Muhammad Ali berusia sekitar 20 tahun.

“Dulu, katanya ayah bekerja sebagai penjual koran, atau wartawan saya kurang faham, ayah kenal ibu saya dengan nama Roaenih,” kata Nurhalimah dalam pesan facebook, 1 April 2017 lalu.

Ayahnya pergi meninggalkan rumah saat Nurhalimah masih berumur 2 hari, tanpa ada pertengkaran atau permasalahan dengan ibunya.

“Ayah kandung saya pergi tanpa pesan dan kabar apapun hingga hari ini. Tidak pertengkaran atau permasalahan lainnya dengan ibu saya. Menurut kabar, ayah saya pulang ke Wih Durin Angkup Takengon Aceh,” ungkap Nurhalimah.

Dari informasi yang ditelusurinya, kampung ayahnya memang sangat jelas, bisa dikunjungi dengan mudah. Namun Nurhalimah mengaku bingung karena belum punya uang cukup untuk perjalanan.

Belum lagi nanti setiba di Takengon harus kemana dan bagaimana.

Sayangnya lagi, Nurhalimah tidak menyimpan satupun foto Abdullah, sehingga Nurhalimah sendiri tidak bisa membayangkan sedikitpun bagaimana wajah dari ayah kandungnya.

Sesuai yang diceritakan ibunya, ia hanya tau bahwa ayahnya berperawakan gemuk, rambut ikal, kulitnya hitam manis, dan tinggi badannya sekitar 165 cm.

”Saya hanya ingin tau bapak saya masih hidup atau sudah tiada.  Kalau sudah tiada saya ingin menziarahi kuburannya dan mengirimkan doa untuknya, sekaligus saya ingin bertemu saudara-saudara bapak saya, mungkin bisa mengobati kerinduan saya kepada bapak saya. Tapi kalau bapak saya masih hidup saya mau bertemu dengan bapak saya meski hanya sekali saja,” ujarnya penuh harap.

Nurhalimah juga menuturkan keinginannya untuk pergi ke Takengon sudah meledak-ledak, tetapi keinginan tersebut harus dipendam dalam-dalam karena hingga saat ini Nurhalimah sendiri tak tahu menahu kemana arah yang harus dituju apalagi tidak ada satupun orang yang dikenalinya apabila ia nekat ke kampung halaman ayahnya.

“Saya ingin sekali merasakan pelukan dan kasih sayang bapak saya serta bimbingan dari seorang ayah. Sedari kecil saya merindukan sosok ayah. Saya pingin seperti kawan-kawan saya, punya ayah yang menjemputnya ke sekolah, mengajaknya bermain, jalan-jalan dan mengadukan keluh-kesah. Kadang kalau saya lagi kangen saya hanya bisa kirim doa dan menangis,” ujarnya lagi

Ia juga berharap melalui bantuan media ini dapat segera bertemu Abdullah dengan harapan ada orang yang mungkin mengenal ayahnya, atau berdomisili di seputaran kampung Abdullah, atau bisa pembaca untuk meneruskan dan menyebarkan berita ini, agar bisa sampai baik ke Abdullah maupun keluarga ayahnya yang lain.

Bagi pembaca yang mempunyai informasi dan bersedia membantu Nurhalimah, silahkan hubungi redaksi LintasGAYO di nomor 085213330773 atau langsung menghubungi Nurhalimah di Desa Singaraja RT 03 RW 09 Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Jawa Barat dengan nomor kontak 087828740227 atau 08989569712. [Red]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.