Inilah 6 Wisata Menarik di Agusen yang Jarang Diketahui

oleh
Ist
Ist

DESA Agusen merupakan salah satu Desa Wisata di Kabupaten Gayo Lues. Jernihnya sungai dan indahnya panorama alam di Desa Agusen kerap diburu oleh para wisatawan lokal sebagai tempat berlibur di akhir pekan bersama keluarga.

Tapi tahukah kamu, bahwa selain pemandian sungai dan panorama alam yang menakjubkan, Agusen ternyata memiliki segudang objek wisata menarik lainnya. Nah, tidak lama ini Yayasan Java Learning Center (Javlec) sebagai Mitra USAID LESTARI dalam pelaksanaan program Pengelolaan Hutan Kolaboratif Berbasis Potensi Lokal di Agusen dan 4 desa laiinya di Gayo Lues menggelar observasi penggalian wisata di Agusen. Tim Javlec yang turut ditemani masyarakat setempat mendapatkan banyak temuan objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Apa sajakah itu? Berikut laporan dari Koordinator Tim Lapangan Javlec Gayo Lues.

*Laporan Rizqi Murti (Koordinator Lapangan Yayasan Javlec di Kabupaten Gayo Lues)

Eksotisme Gayo, Agussen dan Rimba Raya

Dijuluki “Negeri Seribu Bukit”, Kabupaten Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.549,95 km2 didominasi oleh kawasan lindung (protected areas) seluas 4,258.20 km2 atau 76.73 %. Pada kawasan lindung tersebut terbentang Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Leuser seluas 2.016,76 km2 dan Hutan Lindung (forest preserve) seluas 2.207,36 km2 di bawah pengelolaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Unit V Aceh.

Wilayah hutan di Gayo Lues selama ini sudah banyak dilakukan pemanfaatan oleh masyarakat melalui aktivitas berbasis lahan, pemungutan hasil hutan (kayu/ non kayu), dan aktivitas wisata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Satu manfaat tidak langsung yang selama ini dimanfaatakan oleh masyarakat Gayo Lues dan sekitarnya adalah kelimpahan oksigen dan sumber air yang merupakan suplai kebutuhan sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Hutan bagi makhluk hidup lain juga dimanfaatkan oleh satwa dan vegetasi sebagai tempat hidupnya (habitat), mencari makan dan berkembang biak, serta aktivitas alamiah mereka lainnya. Perpaduan aktivitas ekologi dan sosial budaya inilah yang pada akhirnya menempatkan Gayo Lues sebagai salah satu Kawasan Ekosistem Leuser. Penetapan wilayah KEL salah satunya diharapkan agar dapat menunjang pemenuhan nilai ekonomi (baca : kesejahteraan masyarakat) dan nilai ekologi (baca : lingkungan) secara seimbang, berkeadilan dan berkelanjutan.

Salah satu aktivitas yang dapat menghantarkan pencapaian keseimbangan fungsi ekologi dan ekonomi adalah aktivitas wisata yang memanfaatkan potensi wilayah sebagai obyek daya tarik wisata. Beberapa aktivitas wisata di Gayo Lues sudah berjalan dengan arah pariwisata/ wisata alam/ ekowisata, diantaranya yaitu dibukanya jalur pendakian Leuser dari wilayah Kedah, Desa Penosan Sepakat, Kec. Blang Pegayon. Popularitas G. Leuser saat ini sudah diketahui oleh masyarakat lokal/ regional, nasional bahkan internasional. Kesempatan inilah yang seharusnya dapat dijadikan branding label dalam kegiatan promosi ekowisata Kabupaten Gayo Lues. Pembentukan simpul-simpul jalur pendakian Leuser harus dapat didorong oleh berbagai pihak untuk menunjang aktivitas wisata Gayo Lues. Salah satu daerah yang masih potensial untuk dijadikan jalur pendakian adalah Desa Agussen.

Desa Agussen adalah desa paling ujung selatan di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues. Posisinya berdekatan dan berbatasan langsung dengan rimba raya terluas di Gayo Lues, yaitu Hutan Lindung dan Hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Jarak dari ibukota Kabupaten dapat ditempuh selama +- 30 menit menyusuri Jalan Blangkejeren-Kutacane, dan turun menuju lembah (posisi perkampungan Agussen). Desa ini pada kesempatan yang lalu sudah ditunjuk oleh Pemerintah Daerah sebagai Kampung Wisata. Namun, karena pengelolaan yang belum cukup optimal, maka aktivitas kunjungan wisata (oleh wisatawan lokal/ regional) pun masih mengalami pasang surut. Aktivitas wisatawan selama ini masih berada di sekitar kampung dengan menikmati aliran Sungai Alas untuk family gathering, mandi/ berenang, bermain pelampung ban, ataupun hanya menikmati keindahan alam di sekitar kampung Agussen.

Beberapa aktivitas wisata yang potensial untuk selalu didorong pengelolaan dan promosinya agar menjadi lebih baik antara lain :

1. Pemanfaatan Aliran Sungai Alas
Aliran Sungai Alas dengan kejernihan airnya dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mandi/ berenang oleh anak-anak/ remaja hingga orang dewasa. Terbentuknya jeram dan aliran arus sungai yang khas juga dapat dimanfaatkan oleh wisatawan untuk “berhanyut” menggunakan pelampung ban sejauh 1-2 km.

Ist

2. Camping Ground
Aktivitas berkemah/ camping merupakan alternatif bagi para wisatawan yang ingin merefresh penatnya dengan cara mendirikan tenda dan bermalam di sekitar sungai. Derum arus sungai, gemericik aliran sungai yang menetes menghantam bebatuan, debur nyanyian pohon hutan, merdu pekik dan kicau burung, bersatu menjadi aransemen musik alam yang dapat membuat nyaman perasaan, tenang dan damai.

Ist

3. Tracking/ Susur Sungai
Sungai alas yang melintasi perkampungan Agussen hanya sepanjang +- 2 km. Namun, keindahan sungai nan jernih dapat dinikmati lagi jika wisatawan mau melakukan perjalanan menyusur/ tracking sungai sepanjang +- 6 km dari perkampungan ke arah barat maupun timur. Medan yang cukup menantang seperti tepi bebatuan dan lereng tebing sangat tepat bagi para pencari tantangan, penikmat adrenalin dan penjelajah alam.

Ist

4. Coffe Time in the Garden
Potensi perkebunan kopi masyarakat Agussen tak terbantahkan karena produktivitasnya menempati urutan kedua setelah Pantan Cuaca sebagai daerah penghasil kopi terbanyak di Gayo Lues untuk jenis arabica dan robusta. Wisatawan yang awalnya hanya sekedar menikmati keindahan alamnya, dapat kemudian menyempatkan sembari menikmati kopi tradisional yang disajikan masyarakat. Wisatawan akan terpuaskan lagi ketika dapat diajak belajar berbudidaya dan memanen kopi secara langsung melalui aktivitas garden trip/ garden day.

Ist

5. Jalur Pendakian Gunung Leuser
Mendaki mencapai puncak Leuser setidaknya harus dipersiapkan oleh wisatawan secara matang seperti persiapan fisik, peralatan dan logistik. Karena, waktu tempuh pendakian dari Agussen sampai ke puncak Leuser +- 2 minggu (pulang-pergi). Para pendaki tentunya akan didampingi oleh masyarakat setempat (pemuda) yang sudah berpengalaman dengan medan tempuh jalur pendakian. Saat ini setidaknya aktivitas ini masih menjadi harapan bersama. Karena, pembukaan jalur pendakian via Agussen masih harus dikomunikasikan dengan berbagi pihak/ stakeholders.

Ist

6. Pendidikan dan Penelitian Keanekaragaman Hayati
Struktur dan komposisi hutan yang masih alami di sekitar Hutan Lindung dan Taman Nasional dapat dijadikan wisata minat khusus bagi para peneliti/ researcher baik dari lokal/ regional, nasional dan internasional untuk membuat kajian, penelitian tentang ekosistem hutan tersebut mencakup komposisi dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Upaya untuk mendukung aktivitas penelitian ini tentunya perlu banyak komunikasi dengan para pihak pengelola maupun dengan pihak-pihak akademisi yang berkepentingan terhadap informasi ilmiah.

Ist
Ist

Masih banyak lagi potensi dan sisi-sisi indah yang terdapat di sekitar wilayah hutan Agussen yang masih sangat mungkin untuk kita nikmati dan manfaatkan secara tepat dan bijak. Komunikasi dan sinergitas para stakeholders masih sangat diperlukan untuk mendorong potensi dan pengelolaan ekowisata di sekitar Agussen. Selain itu, sebagai tuan rumah (masyarakat Agussen) juga selalu diharapkan untuk selalu siap berbenah, menjaga semangat dan kekompakan dalam mengelola anugerah dan ni’mat Tuhan Yang Maha Kuasa. (Supri Ariu)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.