Terapkan Pupuk Cair Organik di Ketapang, “Lede Caplak” Tumbuh Setinggi 1,5 Meter

oleh

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq*

Penyuluh pertanian, selain sebagai pendamping dan pembina bagi petani, juga dituntut untuk dapat memberikan contoh kepada masyarakat, khususnya dalam penerapan teknologi di bidang budidaya pertanian. Begitu juga dengan pengenalan. Begitu juga dalam hal inovasi pertanian seperti penggunaan material organic dalam usaha tani, para penyuluh harus mampu membuktikan terlebih dahulu sebelum menyampaikannnya kepada petani. Dengan demikian, para petani akan lebih yakin dengan apa yang dsampaikan oleh para penyuluh ketika mereka memberikan penyuluhan kepada petani di lapangan.

Seperti yang telah ditunjukkan oleh Isnilawati, seorang penyuluh yang sudah bertugas lebih dari 5 tahun di wilayah kerja BPP Ketapang. Berbekal pengetahuan dan praktek pembuatan pupuk organik cair yang dia dapatkan dalam pelatihan beberapa bulan yang lalu, Isnila mencoba mengaplikasikan pupuk organik cair hasil olahannya sendiri bersama sang suami, Ali yang juga penyuluh di BPP Ketapang. Pupuk cair berbahan dasar kotoran lembu, dedak, air cucian beras dan activator gula merah itu dia aplikasikan pada lahan cabe rawit (lede caplak) yang dia tanam di sekitar lokasi BPP Ketapang.

Tanpa dinyana, uji coba yang dia lakukan menunjukkan hasil yang menggembirakan, tanaman cabe caplak yang dia tanam tumbuh sangat subur dengan daun-daun lebar dan batang yang besar dan kokoh. Bahkan tanaman cabe Isnila bisa tumbuh tinggi mencapai 1,5 meter dengan cabang yang cukup banyak, ini diluar kebiasaan, karena biasanya tanaman cabe caplak hanya bisa mencapai ketinggian 70 cm sampai 1 meter saja. Ditopang batang yang kuat dengan banyak cabang, tanaman cabe yang dibudidayakan oleh penyuluh perempuan ini mampu berbuah lebat, bahkan selai panen satu batang cabenya mampu menghasilkan 0,5 kg. Dengan jumlah tanaman sekitar 500 batang, sekali panen Isnila bisa memanen sekitar 250 kg cabe caplak.

Satu lagi kelebihan menggunakan pupuk organik cair ini adalah tanaman cabenya lebih resistan terhadap serangan hama maupun penyakit tanaman, sehingga dia mampu menghemat tenaga maupun biaya untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman. Begitu juga cebe yang dihasilkan, lebih “berisi” dan terasa pedasnya, sehingga sangat diminati pasar.

Berhasil dengan ujicobanya, Isnilawati semakin yakin bahwa penggunaan pupuk organic cair buatan sendiri, jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia. Dia juga semakin percaya diri untuk berbagi ilmu dan pengalamannya ini kepada petani, karena dia sudah membuktikannya sendiri, bahkan para petani yang sempat singgah di lokasi BPP Ketapang, bisa melihat sendiri aplikasi pupuk organik cair pada tanaman cabe tersebut.

Menurut Isnila, aplikasi pupuk organik cair buatan sendiri ini bukan hanya bisa dilakukan pada tanamn cabe tapi juga bisa diaplikasikan pada tanaman lain seperti bawang merah, kentang, semangka dan lain-lainnya,

“Meskipun saya baru mengaplikasikannya pada tanaman cabe, tapi saya yakin bahwa pupuk organik cair ini juga bisa digunakan pada tanaman lainnya, selain efektif, penggunaan pupuk cair ini juga jauh lebih murah, sehingga dapat menekan biaya produksi, dengan demikian keuntungan petani bisa meningkat” ungkap Isnilawati. Ketika ditemui di lokasi tanaman cabenya, dia juga mengungkapkan bahwa tidak ada istilah lahan tidak subur, karena banyak potensi sumber daya pupuk alami yang ada disekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk membuat pupuk sendiri untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Hanya sebuah ujicoba sederhana mungkin, tapi apa yang sudah dilakukan oleh penyuluh yang masih berstatus kontrak ini, setidaknya bisa membuka mata kita, bahwa dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitar kita, ternyata kita bisa mendongkrak produktifvitas usaha tani kita. Kemauan untuk belajar, mencoba dan mangoptimalkan potensi itulah yang menjadi kuncinya.[]

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.